Selasa, 11 Oktober 2016

Yuk, Tanamkan Minat Baca Sejak Dini! Bukan Memaksa!

Membaca adalah salah satu keterampilan berbahasa. Membaca merupakan kegiatan memahami teks bacaan dengan tujuan untuk memperoleh informasi dari teks yang kit abaca. Membaca sangat penting agar kita bias menambah informasi dan pengetahuan. Penanaman minat baca harus dimulai sejak dini. Namun, penanaman minat baca pada anak bukan dengan memaksa anak yang belum usia sekolah untuk bias membaca, penanaman minat baca pada anak bias dimulai dari hal-hal kecil sehari-hari secara sederhana, mulai dari seringnya dibacakan dongeng sebelum anak tidur, membiasakan diri (orang tua) untuk membaca agar hal membaca bukan merupakan hal yang asing bagi anak. Buatlah anak tertarik dengan aktivitas membaca. Jika anak sudah mulai tertarik, maka anak akan mulai penasaran. Apabila anak sudah mulai penasaran untuk membaca, maka ia akan mencari tahu dengan cara bertanya kepada orang tuanya. Jika anak sudah mulai meminta untuk diajarkan membaca, barulah orang tua mengajari anak itu untuk membaca. Cara mengajari anak membaca yaitu contohnya dengan pengenalan huruf-huruf alphabet melalui lagu dan video. Penyajian pengenalan huruf dengan media suara dan video akan membuat anak senang, karena biasanya anak menyukai aktivitas bernyanyi dan menonton video yang menyenangkan.

Sedikit cerita, ketika adik saya berumur sekitar 4 tahunan, ibu saya sering membelikan dan menyetel VCD tentang cara membaca. Dimulai dari pengenalan huruf, cara membaca kata sederhana, sampai pengenalan huruf vocal dan konsonan. Dan adik saya senang menontonnya meskipun banyak bagian-bagian yang belum dimengerti. Karena kebiasaan menonton video tersebut, lama kelamaan dia pun bisa sedikit demi sedikit. Jadi, saat adik saya duduk di bangku taman kanak-kanak, adik saya sudah bias membaca. Sewaktu itu, di sekolah TK adik saya ada les calistung. Banyak teman-temannya yang mengikuti les tersebut. Namun, ibu saya tidak mengizinkan adik saya untuk ikut les calistung karena adik saya memang sudah bias calistung. Alasannya karena takut adik saya merasa bosan apabila mempelajari kembali apa yang sudah ia bias. Kini adik saya sudah duduk di bangku kelas 5 SD. Adik saya menjadi salah satu anak yang berprestasi di sekolahnya. Dia selalu mendapat ranking 3 besar. Terkadang, saat ia sedang belajar bersama teman-temannya di rumah, ia sering menjadi tutor untuk teman-temannya (tutor sebaya). Dari situ saya menyadari bahwa apa yang dilakukan ibu saya untuk menumbuhkan minat baca pada adik saya (anaknya) adalah melalui kebiasaan-kebiasaan kecil yang dilakukan di rumah. Meskipun ibu saya bukan sebagai pendidik di sekolah, tetapi menurut saya beliau berhasil dalam mendidik anaknya sesuai dengen perkembangan anaknya.


Mengajari anak untuk membaca pada sebelum usia sekolah sebenarnya bukan hal yang salah. Saya pernah mendengar bahwa seharusnya anak usia sekolah masih belum diperbolehlan untuk diajari membaca. Bahkan sebenarnya anak kelas 1 SD juga masih belum diwajibkan/diperbolehkan untuk diajari membaca karena alasan tahap perkembangan anak pada usia tersebut belum sampai pada kemampuan untuk membaca. Memang semuanya benar, namun tidak menjadi hal yang salah juga apabila orang tua mengajari anaknya membaca, asal minat baca itu timbul dari anak itu sendiri tanpa dipaksa. Kalau anak sudah memiliki ,inat membaca sejak dini, mengapa orang tua tidak mendukung? Toh kalau anak membaca dengan keinginannya sendiri dengan senang hati, bukankah itu hal yang bagus?  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar