Rabu, 30 November 2016

Konsep Dasar Perkembangan Peserta Didik

A.    Pengertian Peserta didik
            Dalam perspektif Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 4, peserta didik diartikan sebagai anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
            Peserta didik merupakan individu yang memiliki sejumlah karakteristik, diantaranya sebagai berikut.
1.      Peserta didik adalah individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga ia merupakan insan yang unik.
2.      Peserta didik adalah individu yang sedang berkembang, artinya pserta didik tengah mengalami perubahan-perubahan dalam dirinya yang ditunjukan kepada diri sendiri maupun yang diarahkan kepada penyesuaian dengan lingkungan.
3.      Peserta didik adalah individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi.
4.      Peserta didik adalah individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri. Disamping itu, di dalam diri peserta didik juga terdapat kecenderungan untuk melepaskan diri dari kebergantungan pada pihak lain. Karena itu, setahap demi setahap orangtua atau pendidik perlu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mandiri dan bertanggung jawab sesuai dengan kepribadiannya sendiri.

B.     Tahap-tahap dan Ciri Perkemebangan Peserta Didik
1.      Tahap Perkembangan Biologis
a.       Masa Prenatal
Periode ini terjadi pada saat itu anak masih berada dalam kandungan dan sangat penting sebagai pembentukan manusia yang biasa berdampak sepanjang hidup. Memiliki tiga fase, yang pertama, yaitu pengalihan gen dari orangtua bila terjadi gangguan ciri fisik ataupun psikologinya akan terganggu. Kedua, pembentukan organ tubuh serta jenis kelamin, bila terjadi gangguan akan mengakibatkan cacat bawaan. Ketiga, lingkungan dari kandungan dipengaruhi oleh kondisi psikologi dan fisik sang ibu.
b.      Masa Bayi
1)      Infancy (orok): selama 2 minggu sejak lahir.
a)      Fase partunatal, yaitu 30 menit setelah kelahiran bayi masih merasa bersatu dan tergantung seutuhnya kepada ibunya.
b)      Fase neonatal, yaitu setelah plasenta dipotong, bayi mulai berdiri sendiri sebagai individu.
Masa ini menjadi hal utama karena mulai menyesuiakan diri terhadap situasi dan kondisi.
2)      Babyhood (bayi): 2 tahun setelah masa jabang bayi.
Masa ini pembentuk dasar kepribadian, mengalami pertumbuhan secara cepat, sekaligus ketergantungan dengan ibu berkurang. Bayi mulai mengenal banyak orang dan peran seksual sebagaimana laki-laki.
c.       Masa Kanak-kanak Awal (early childhood)
Berlangsung dari umur 2 tahun sampai 6 tahun. Ini merupakan masa sulit karena anak menjadi susah dikontrol dan mulai sadar ia bisa melakukan apapun tanpa bantuan orang lain dan merasa tidak harus tunduk dengan lingkungan.
d.         Masa Kanak-Kanak Akhir (Late Childhood)
Berlangsung 6 tahun sampai oragan seksualnya masak, pada umur 12-13 tahun untuk wanita dan 14-15 tahun untk pria. Anak-anak belajar mandiri, norma-norma absolut kini menjadi relatif, membanding-bandingkan dengan apa yang ia punya.
e.       Masa Pubertas (akil baligh)
Pubertas ditandai dengan masak nya alat reproduksi, secara fisik sudah siap beranak-pinak, kemudian daya tarik terhadap lawan jenis lebih kuat. Pada masa ini merupakan masa tumpang tindih dan lebih sulit dibandingkan dengan masa sebelumnya sebagai individu. Hal ini ditandai dengan menstruasi untuk wanita dan mimpi basah untuk pria.
f.        Masa Remaja (Adolesence)
Ini adalah masa transisi, yang sangat sulit dari masa sebelumnya, secara umum merupakan klimaks. Hal ini dapat diuji individu telah mempunyai pola perilaku yang lebih mantap. Masa remaja dibagi dua yaitu remaja awal dan sekitar 13-17 tahun, dan remaja akhir sekitar 17-18 tahun.
g.      Masa Dewasa Awal (Early Adulthood)
Berkisar anatara 18-40 tahun. Ini adalah masa pemantapan diri terhadap pola hidup baru/keluarga. Banyak kegiatan yang mulai ditinggalkan, seperti hura-hura, nongkrong. Memikirkan hal-hal yang lebih penting seperti memilih pasangan hidup dan menjadikan cita-cita lebih riil.
h.      Masa Dewasa Madya
Berkisar antara 40-60 tahun, kehidupan umumnya sudah mapan, berkeluarga dan memiliki beberapa anak. Pada masa ini pria dan wanita karir merupakan pencapaian tertinggi.
i.        Masa Usia Lanjut
Pada umur 60 tahun keatas, masa dimana mensyukuri yang sudah dicapai dari masa sebelumnya. Keadaan fisik sudah jauh menurun bahkan sudah pensiun.
2.        Tahap Perkembangan Berdasarkan Didaktif
Adapun tahap-tahap tersebut adalah sebagai berikut.
a.       Tahap I: dari umur 0 sampai 2 tahun. Tahap ini disebut tahap asuhan.
b.      Tahap II: dari umur 2 sampai 12 tahun, tahap ini disebut tahap pendidikan jasmani dan latihan-latihan panca indera.
c.       Tahap III: dari umur 12-15 tahun. Tahap ini disebut tahap pendidikan akal pikiran.
d.      Tahap IV: dari umur 15 sampai 20 tahun. Tahap ini disebut tahap pembentukan karakter.
3.      Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Anak
1.    Bakat atau pembawaan. Anak dilahirkan dengan membawa bakat-bakat tertentu. Seperti bakat seni, musik menggambar dsb.
2.    Sifat-sifat Keturunan. Sifat-sifat keturunan yang individu dipusakai dari orangtua atau nenek moyang dapat berupa fisik dan mental.
3.    Dorongan Instink. Dorongan adalah kodrat hidup yang mendorong manusia melaksanakan sesuatu atau bertindak pada saatnya. Sedangkan instink adalah naluri kesanggupan atau ilmu tersembunyi yang menyuruh atau membiasakan pada manusia bagaimana cara-cara melaksanakan doronga batin.
Selain itu ada juga faktor yang mempengaruhi perkembangan peserta didik adalah sebagai berikut.
a.    Faktor Internal
1)      Kondisi fisik: faktor fisik merupakan faktor biologis individu yang merujuk pada faktor genetik yang diturunkan oleh kedua orangtuanya.
2)      Kondisi psikis: ranah perkembangan individu menyangkut aspek fisik, intelektual, yaitu kognitif dan bahasa.
b.    Faktor eksternal
1)        Lingkungan fisik: Lingkungan ini mencakup kondisi keamanan, cuaca, keadaan geografis, sanitasi atau kebersihan lingkungan, serta keadaan rumah yang meliputi ventilasi cahaya dan kepadatan hunian.
2)        Lingkungan non fisik: Faktor non fisik meliputi berbagai macam komponen, yaitu keluarga, pendidikan dan masyarakat.
4.      Perkembangan Masa Hidup Anak
a.       Perkembangan Anak Dari Segi Psikologi
1)      Masa bayi: 0-2 tahun
2)      Masa anak; masa balita, prasekolah,
3)      Masa anak sekolah,
4)      Masa praremaja,
5)      Masa remaja,
6)      Masa dewasa; dewasa muda,
7)      Dewasa lanjut.
Lebih lanjut, dalam pembahasan ini akan dibahas meneganai perkembangan pada masa anak-anak yang meliputi berikut ini.
1)      Masa Balita, Masa Prasekolah (2-5 tahun)
Pada masa kanak-kanak, perkembangan yang lebih mudah diamat adalah perkembangan motorik ialah sesuatu yang ada hubungan nya dengan gerakan-gerakan tubuh.
Motorik anak berbeda dengan motorik deawasa, diatara perbedaanya adalah sebagai berikut.
a)      Cara memegang: pada orang dewasa perkakas dipegang dengan cara khas agar ia dapat mempergunakannya secara optimal, sedang anak-anak asal memegang saja.
b)      Cara berjalan: ketika berjalan, orang dewasa hanya mempergunakan otot-otot nya yang perlu saja, sedangkan anak-anak berjalan seolah-olah seluruh anggota tubuhnya ikut bergerak.
c)      Cara meyepak: sebagai contoh, ketika anak0anak menyepak bola maka kedua tangan nya mengaju kedepan dengan berlebihan.
2)      Masa Anak Sekolah (6-12 tahun)
Anak-anak pada masa ini ahrus menjalani tugas-tugas perkembangan antara lain sebagai berikut:
a)      Belajar keterampilan fisik untuk permainan biasa
b)      Membentuk sikap sehat mengenai dirinya sendiri
c)      Belajar bergaul dengan teman-teman sebaya
d)      Belajar peranan jenis yang sesuia dengan jenisnya
e)      Membentuk keterampilan dasar; membaca, menulis, dan berjitung
f)       Membentuk konsep-konsep yang perlu untuk kehidupan sehari-hari
g)      Membentuk hati nurani, nilai moral, dan nilai sosial
h)      Memperoleh kebebasan pribadi
i)       Membentuk sikap-sikap terhadap kelompok-kelompok sosial dan lembaga-lembaga.
3)      Masa Anak Tanggung; Praremaja (10-12 tahun)
Masa ini ditandai dengan meningkatnya cara berpikir kritis. Anak tanggung selalu menanyakan sebab-sebab, akibat-akibat dengan menyanggah pendapat orang dewasa. Pada masa ini mudah terjadi identifikasi yang sifatnya emosional terhadap teman sebaya yang sejenis. Minat dan aktifitasnya mulai mencerminkan jenisnya secara lebih jelas . pengendalian emosi dan kesediaan bertanggung jawab lebih terlihat melalui perbuatan atau tindakan.
5.      Kematangan dan Perkembangan Pengalaman Peserta Didik
Perkembangan yang dialami membawa mereka pada ke arah kematangan. Kematangan ini akan tercapai jika sudah menemukan pegangan atau nilai-nilai yang mereka cari, yaitu menjelang berakhirnya masa remaja atau mulainya masa dewasa.
Kematangan fisik atau jasmani terjadi setelah berhentinya pertumbuhan yang terjadi dengan pesat, sehingga anak laki-laki akan kelihatan berjalan tegap karena bahu dan adanya semakin bidang, sedangkan perempuan berjalan melenggang karena pinggulnya membesar. Kematangan sosial ditandai dengan sikap sosial yang mantap sebagai anggota masyarakat, dan anggota keluarga, yang mulai meraskan adanya tanggung jawab baik sebagai pribadi ataupun sebagai anggota masyrakat. Kematangan emosional ditandai dengan stabilnya emosi sehingga ledakan-ledakan yang sering terjadi berkurang bahkan berhenti sama sekali.
Kematangan (maturation) adalah urutan-urutan perubahan yang dialami individu secara teratur yang ditentukan oleh rancangan genetiknya. Kematangan diandang sebagai sebagai suatu pembawaan (nature), yakni sebagai warisan biologis organisme yang dibawa sejak lahir.
Kaum maturasionis meyakini bahwa kondisi lingkungan yang ekstrem dapat menyebabkan gangguan terahadap proses perkembangan anak, tetapi mereka meyakini bahwa kecenderungan-kecenderungan dasar pertumbuhan dan perkembanganindividu telah terpola secara genetik. Sedangkan kaum enviromentalitas menekankan pentingnya pengalaman dalam perkembangan anak. Unsur genetik individu mewariskan dasar, bagaimana hal itu tumbuh dan dan berkembang sangat tergantung pada makanan, gizi, perawatan medis, dan latihan yang diberikan oleh lingkungan. Kaum interaksionis mempercayai bahwa hampir semua kualitas fisik dan psikis individu merupakan hasil dari pengaruh pembawaan dan lingkungan , misalnya:
a.       Tinggi badan anak tergantung pada ranangan genetik yang diturunkan dari orang tuanya.
b.      Tinggi badan anak juga bergantung dari gizi dan latihan yang diperoleh selama proses pertumbuhan
c.       Perkembangan kognisi anak bergantung kepada taraf intelegensiyang dimiliki
d.      Perkembangan kognisi tergantung pada kualitas pengalaman belajar yang diperoleh selama hidupnya.
e.       Anak secara biologis sudah terprogram untuk belajar bahasa
f.        Anak hanya akan belajar bahasa yang di dengarnya.

6.      Implikasi Pertumbuhan/Perkembangan/Kemnatangan Peserta Didik Terhadap Proses Belajar
Istilah kematangan yang dalam bahasa inggris disebut maturation  sering dilawankan dengan immaturation yang artinya tidak matang. Chapli (2002) mengartikan kematangan sebagai (1) perkembangan, proses mencapai kemasakan/ usia masak; (2) proses perkembangan yang dianggap berasal dari keturunan, atau merupakan tingkah laku khusus spesies.
Kematangan tida dapat dikategorikan sebagai faktor keturunan atau pembawaan karena kematangan ini merupakan suatu sifat tersendiri yang umum dimiliki oleh setiap individu dalam bentuk dan masa terentu. Sebagai individu yang sedang tumbuh dan berkembang maka proses pertumbuhan dan perkembngan peserta didik tersebut sangat dipengaruhi oleh adanya interaksi anatara dua faktor yang sama-sama penting kedudukannya, yaitu faktor herediatas dan faktor lingkungan. Keberadaan dua faktor tersebut tidak bisa dipisahkan satu sama lainnya karena kenyataannya kedua faktor tersebut tidak bekerja sendiri-sendiri dalam opersioanalnya.
Dari pernyataan diatas, maka dapatlah ditarik beberapa implikasi pertumbuhan atau perkembngan atau kematangan peserta didik terhadap penyelenggaraan pendidikan sebagai berikut.
1)        Pertumbuhan dan perkembangan manusia seja lahir berlangsung dalam lingkungan sosial yang meliputi semua manusia yang berada di lingkungan hidup itu.
2)        Interaksi manusia dengan lingkungan nya sejka lahir menghendaki penguasaan lingkungan maupun penyesuaian diri pada lingkungan
3)        Dalam interaksi sosial, manusia sejak lahir telah menjadi anggota kelompok sosial yang dalam hal ini ialah keluarga
4)        Atas dasar keterikatan dan kewajiban sosial para pendidik, terutama orangtua, maka anak senantiasa berusaha mebnciptakan lingkungan fisik, lingkungan sosial, serta lngkungan psikis.
5)        Setelah umur kronolgis mencapai lingkungan tertentu, anak telah mencapai berbagai tingkat kematangan intelektual, sosial, emosional serta kemampuan jasmani yang lain.
6)        Kematangan sosial merupakan kiasan bagi kematangan intelektual, karena perkembngan kecerdasan berlangsung dalam lingkungan sosial tersebut.
7)        Kematangan emosional meliputi kematangan sosial dan kematangan intelektual, karena sebagian besar tingkah laku manusia dikuasai atau ditentukan oleh kondisi persaannya.
a.      Perkembangan Anak Usia Sekolah Dasar
1)      Perkembangan Intelektual
            Pada usia dasar 6-12 tahun anak sudah dapat mereaksi rangsangan intelektual atau melaksanakan tugas-tugas belajar yang menuntut kemampuan intelektual atau kemampuan kognitif.
a)      Perkembangan Bahasa
             Bahasa adalah sarana berkomunikasi dengan orang lain. Dalam pengertian ini, tercakup semua masalah berkomunikasi, dimana pikiran dan persaan dinyatakan dalam bentuk tulisan, lisan, isyarat, atau gerak dengan menggunakan kata-kata, kalimat, bunyi, lambang, gambar atau lukisan.
b)      Perkembangan sosial
Pada usia ini anak mulai memiliki kesanggupan untuk menyesuiakan diri sendiri kepada sikap yang kooperatif atau sosiosentris. Berkat perkembangan sosial, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan kelompok teman sebayanya maupun dengan lingkungan masyarakat sekitarnya.
c)      Perkembangan Emosi
             Kemampuan mengontrol emosi diperoleh anak melalui peniruan dan latihan. Dalam proses peniruan, kemampuan orang tua dalam mengendalikan emosinya sangatlah berpengaruh pada anak. Emosi merupakan faktor dominan yang mempengaruhi tingkah laku individu, dalam hal ini termasuk pula perilaku belajar.
d)      Perkembangan Emosional
             Anak mulai mengenal konsep moral pertama kali dari lingkungan keluarga. Pada mulanya mungkin anak tidak mengerti konsep moral ini, tapi lambat laun anak akan memahaminya. Pada usia sekolah dasar, anak sudah dapat mengikuti peraturan atau tuntutan dari orang tua atau lingkungan sosialnya.
e)      Perkembangan Penghayatan Keagamaan
Pada masa ini, perkembangan penghayatan keagamaannya ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut.
·         Pandangan terhadap ketuhanan diperolehnya secara asional berdasarkan kaidah-kaidah logika yang berpedoman pada indikator alam semesta.
·         Penghayatan secara rohaniyah semakin mendalam, pelaksanaan kegiatan ritual diterima sebagai keharusan moral.
·         Periode usia sekolah dasar merupakan masa pembentukan nilai-nilai agama sebagai kelanjutan periode sebelumnya.
f)       Perkembangan Motorik
             Seiring dengan perkembangan fisiknya yang beranjak matang maka perkembngan motorik anak sudah terkondisi dengan baik. Sesuai dengan perkembangan fisik maka dikelas-kelas permulaan sangat tepat diajarkan.
·         Dasar-dasar keterampilan untuk menulis dan menggambar.
·         Keterampilan-keterampilan dalam menggunakan alat olahraga.
·         Gerakan-gerakan untuk meloncat, berlari, berenang dan sebagainya.

·         Baris berbaris secara sederhana untuk menanamkan kebiasaan ketertiban dan kedisiplinan.

DAFTAR PUSTAKA
Hosnan,M.2016.Psikologi Perkembangan Peserta Didik.Jakarta : Ghalia Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar