Rabu, 23 November 2016

Teori Psikodinamika

Teori Psikodinamika adalah teori psikologi yang berupaya menjelaskan hakikat dan perkembangan tingkah laku (kepribadian) manusia. Teori ini di pelopori oleh Sigmund Freud (1856-1939). Model Psikodinamika yang di ajukan freud di sebut “teori psikoanalistis” (Psychoanalytic theory). Menurut teori ini tingkah laku manusia merupakan hasil tenaga yang beroperasi di dalam pikiran, yang sering tanpa disadari oleh individu. Bagi Freud, ketidaksadaran merupakan bagian dari pikiran yang terletak di luar kesadaran yang umum dan berisi dorongan-dorongan instinktual.
Berdasarkan ide-ide pokok tentang tingkah laku manusia tersebut Freud kemudian membedakan kepribadian manusia atas tiga unit mental atau struktur psikis, yaitu:
a.       Id
Merupakan aspek biologis kepribadian karena berisikan unsur-unsur biologis, termasuk di dalamnya dorongan-dorongan dan implus-implus Instinktif yang lebih dasar (lapar,haus,seks,dan agresi). Id bekerja mengikuti prinsip kesenangan (pleasure principle), yang di operasikan pada dunia proses: pertama, reflkes dan reaksi otomatis (seperti: bersin, berkedip); kedua, proses berpikir primer (primary process thinking) yang merupakan proses dalam berhubungan dengan dunia luar melalui imajinasii dan fantasi, yakni mencapai pemuasan dengan memanipulasi gambaran mental dari objek yang di inginkan (seperti: orang lapar membayangkan makanan).
b.      Ego
Merupakan aspek psikologi kepribadian karena timbul dari kebutuhan organisme untuk berhubungan secara baik dengan dunia nyata dan menjadi perantara antara kebutuhan instinktif organisme dengan keadaan lingkungan. Ego berkembang pada tahun pertama dan merupakan aspek eksekutif atau” misalnyaecutive branch” (badan pelaksana) kepribadian, karena fungsi utama ego adalah:
1)      Menahan penyaluran dorongan;
2)      Mengatur desekan dorongan-dorongan yang sampai pada kesadaran;
3)      Mengarahkan suatu perbuatan agar mencapai tujuan-tujuan yang dapat di terima;
4)      Berpikir logis; dan
5)      Mempergunakan pengalaman emosi-emosi kecewa atau kesal sebagai tanda adanya sesuatu yang salah, yang tidak benar.
Perbedaan pokok antara id dan ego adalah bahwa id hanya mengenal realitas subjektif-jiwa, sedangkan ego membedakan antara hal-hal yang terdapat dalam bathin dengan hal-hal yang terdapat dalam dunia luar.
c.       Superego
Adalah aspek sosiologis kepribadian karena merupakan wakil nilai-nilai tradisional dan cita-cita masyarakat sebagaimana yang di tafsirkan orangtua kepada anak-anaknya melalui berbagai perintah dan larangan. Perhatian superego adalah memutuskan apakah sesuatu itu benar atau salah, sehingga dapat bertindak sesuai dengan norma-norma moral yang di akui oleh masyarakat. Superego mencerminkan nilai-nilai moral dari self yang ideal, yang di sebut “ego ideal” dan berfungsi:
1)  Sebagai hati nurani atau penjaga moral internal, yang mengawasi ego dan memberikan penilaian tentang benar atau salah:
2)      Merintangi impuls-impuls id, terutama impuls-impuls seksial dan agresif:
3)  Mendorong untuk mengganti tujuan-tujuan realistis dengan tujuan-tujuan moralistis:
4)      Menentukan cita-cita mana yang akan di perjuangkan:
5)      Mengajarkan kepuasaan.

Artinya agar manusia tidak mengembangkan nafsu saja dan tidak terlalu cenderung pada hal-hal yang idealis dan moralis, perlu ada imbangkan melalui dunia kenyataan atau di jembatani oleh ego.

DAFTAR PUSTAKA
Hosnan, M. (2016). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Ghalia Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar