Membaca adalah salah satu keterampilan berbahasa. Membaca merupakan
kegiatan memahami teks bacaan dengan tujuan untuk memperoleh informasi dari
teks yang kit abaca. Membaca sangat penting agar kita bias menambah informasi
dan pengetahuan. Penanaman minat baca harus dimulai sejak dini. Namun,
penanaman minat baca pada anak bukan dengan memaksa anak yang belum usia
sekolah untuk bias membaca, penanaman minat baca pada anak bias dimulai dari
hal-hal kecil sehari-hari secara sederhana, mulai dari seringnya dibacakan
dongeng sebelum anak tidur, membiasakan diri (orang tua) untuk membaca agar hal
membaca bukan merupakan hal yang asing bagi anak. Buatlah anak tertarik dengan
aktivitas membaca. Jika anak sudah mulai tertarik, maka anak akan mulai
penasaran. Apabila anak sudah mulai penasaran untuk membaca, maka ia akan
mencari tahu dengan cara bertanya kepada orang tuanya. Jika anak sudah mulai
meminta untuk diajarkan membaca, barulah orang tua mengajari anak itu untuk
membaca. Cara mengajari anak membaca yaitu contohnya dengan pengenalan
huruf-huruf alphabet melalui lagu dan video. Penyajian pengenalan huruf dengan
media suara dan video akan membuat anak senang, karena biasanya anak menyukai
aktivitas bernyanyi dan menonton video yang menyenangkan.
Sedikit cerita, ketika adik saya berumur sekitar 4 tahunan, ibu
saya sering membelikan dan menyetel VCD tentang cara membaca. Dimulai dari
pengenalan huruf, cara membaca kata sederhana, sampai pengenalan huruf vocal
dan konsonan. Dan adik saya senang menontonnya meskipun banyak bagian-bagian
yang belum dimengerti. Karena kebiasaan menonton video tersebut, lama kelamaan
dia pun bisa sedikit demi sedikit. Jadi, saat adik saya duduk di bangku taman
kanak-kanak, adik saya sudah bias membaca. Sewaktu itu, di sekolah TK adik saya
ada les calistung. Banyak teman-temannya yang mengikuti les tersebut. Namun,
ibu saya tidak mengizinkan adik saya untuk ikut les calistung karena adik saya
memang sudah bias calistung. Alasannya karena takut adik saya merasa bosan
apabila mempelajari kembali apa yang sudah ia bias. Kini adik saya sudah duduk
di bangku kelas 5 SD. Adik saya menjadi salah satu anak yang berprestasi di
sekolahnya. Dia selalu mendapat ranking 3 besar. Terkadang, saat ia sedang
belajar bersama teman-temannya di rumah, ia sering menjadi tutor untuk
teman-temannya (tutor sebaya). Dari situ saya menyadari bahwa apa yang
dilakukan ibu saya untuk menumbuhkan minat baca pada adik saya (anaknya) adalah
melalui kebiasaan-kebiasaan kecil yang dilakukan di rumah. Meskipun ibu saya
bukan sebagai pendidik di sekolah, tetapi menurut saya beliau berhasil dalam
mendidik anaknya sesuai dengen perkembangan anaknya.
Mengajari anak untuk membaca pada sebelum usia sekolah sebenarnya
bukan hal yang salah. Saya pernah mendengar bahwa seharusnya anak usia sekolah
masih belum diperbolehlan untuk diajari membaca. Bahkan sebenarnya anak kelas 1
SD juga masih belum diwajibkan/diperbolehkan untuk diajari membaca karena
alasan tahap perkembangan anak pada usia tersebut belum sampai pada kemampuan
untuk membaca. Memang semuanya benar, namun tidak menjadi hal yang salah juga
apabila orang tua mengajari anaknya membaca, asal minat baca itu timbul dari
anak itu sendiri tanpa dipaksa. Kalau anak sudah memiliki ,inat membaca sejak
dini, mengapa orang tua tidak mendukung? Toh kalau anak membaca dengan
keinginannya sendiri dengan senang hati, bukankah itu hal yang bagus?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar