Orang Jogjakarta umumnya mengenal sayur yang satu ini. Sayur lodeh
umum disajikan sebagai hidangan di rumah.
Pada acara selametan, sayur lodeh dihidangkan karena dilambangkan
sebagai tolak bala. Hal ini tidak terlepas dari 12 komponen penyusunnya yaitu
labu kuning, kacang panjang, terong, kluwih, daun so, kulit mlinjo, labu siam,
pepaya muda, nangka muda, kobis, sayur bayung dan kecambah kedelai.
Ternyata, angka 12, dapat dijumlah sebagai 1+2 menghasilkan angka
3. Angka ini dalam filosofi Jawa berarti upaya meraih kehidupan masyarakat yang
dilindungi oleh Tuhan yang Maha Kuasa. Sementara, komponen pokok sayur lodeh
yaitu labu kuning yang dalam bahasa Jawa disebut waluh memiliki arti
wal (lepas) dan luh (air mata). Maksudnya membebaskan manusia dari tetes air
mata, peluh atau penderitaan. Santan sayur kelapa hijau biasa digunakan oleh
masyarakat tradisional untuk penawar racun. Santan dalam sayur ini juga menjadi
simbol penawar racun duniawi. Karena kemewahan dunia justru bisa menjadi racun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar