RIWAYAT
HIDUP
Cerita ini dimulai sekitar
abad ke-6 S.M. Di kalangan orang Yunani pada waktu itu dikenal seorang
bijaksana bernama Thales. Dia dijuluki sebagai salah seorang dari hoi
hepta sophoiyang berarti tujuh orang bijaksana. Atau dapat disebut
juga The seven Wise Men, atau al-Hukama’ al-Sab’ah.
Ketujuh orang itu terkenal dengan petuah-petuahnya yang pendek-pendek, seperti
“Kenalilah dirimu”, “ingat akhirnya”, “jangan berlebih-lebihan (meden agan)”,
dan lain-lain.
Thales sendiri dianggap
sebagai orang pertama yang berpikir secara filsafat. Dalam artian lain, ini
juga menyatakan bahwa Thales adalah orang pertama yang berpikir secara
bijaksana dalam menyikapi sekitarnya. Aristoteles lah yang memberikan gelar
sebagai filsuf pertama kepadanya.
Menurut cerita, Thales
adalah seorang yang sering berlayar ke negri Mesir. Pada zaman itu memang banga
Yunani di Semenanjung Balkan banyak yang menjadi perantau dan memilih hidup
dari perniagaan dan pelayaran, karena tanahnya tidak subur, dan sepanjang
daratan dilalui oleh bukit barisan, serta banyak teluk-teluk yang menjorok ke
daratan, sehingga tidak banyak tanah yang baik untuk tempat tinggal.
Di Mesir, Thales menemukan
ilmu ukur yang nantinya disebut dengan Teorema Thales dan
membawanya ke Yunani. Diceritakan pula bahwa ia memiliki ilmu tentang bagaimana
mengukur tinggi piramida-piramida dari bayangannya; bagaimana mengukur jauhnya
kapal di laut dari sebuah pantai; ia juga mempunyai teori tentang banjir
tahunan sungai Nil di Mesir. Bahkan ia juga berhasil meramalkan terjadinya
gerhana matahari pada tanggal 28 Mei tahun 585 S.M. karena itulah Thales
dikenal sebagai ahli astronomi dan metafisika.
Gambaran di atas merupakan
suatu bukti, bahwa perkembangan ilmiah tampaknya mulai menggantikan peranan
mitor-mitor yang berkembang pada masa itu.
Thales sendiri tidak
menuliskan ajaran-ajarannya. Jejak pemikiran Thales malah didapat dari
tulisan-tulisan Aristoteles, dari sana lah sumber utama ajaran Thales bisa
sampai kepada masyarakat luas. Dalam jejak pemikiran Thales tentang metafisika,
Aristoteles menyatakan bahwa Thales adalah orang yang pertama kali memikirkan
tentang asal mula terjadinya alam semesta ini.
ANIMISME
DAN AIR
Menurut Thales asal mula
alam ini adalah air. Air yang cair itu adalah pangkal, pokok dan dasar dari segala-galanya.
Segala sesuatu berasal dari air dan kembali menjadi air. Sebagai dasar
pemikirannya, Thales memberikan argument yang rasional, bahwa tumbuh-tumbuhan,
binatang, lahir di tempat yang lembab, bakteri-bakteri hidup dan berkembang di
tempat yang lembab, bakteri makan sesuatu yang lembab dan kelembaban bersumber
dari air. Dari air itu terjadilah tumbuh-tumbuhan dan binatang, bahkan tanah
pun mengandung air.
Untuk mencari hakikat asal
mula dari alam semesta ini, Thales memang melepaskan diri dari ikatan takhayun
dan mitos-mitos atau kepercayaan umum di waktu itu. berdasarkan pengalamannya,
baik bagi orang pesisir, sebagai saudagar yang suka berlayar di lautan, maupun
pengalamannya menyaksikan kehidupan penduduk Mesir yang hidupnya bergantung
kepada sungai Nil, maka semuanya dijadikan landasan berpikir untuk mencari
jawaban mengenai asal mula kejadian alam ini, yakni “semuanya berasal dari
air”.
Perkataan Thales tersebut
memberikan pemikiran yang lebih mendalam lagi, yaitu bahwa “semuanya adalah
satu”. Pikiran ini adalah pemikiran radikal dan masih baru pada zaman itu,
sehingga untuk diterima oleh masyarakat sekitarnya juga agak susah.
Bagi Thales, air adalah
sebab yang pertama dari segala yang ada, juga yang menyebabkan akhir dari
segala yang ada itu. Dunia ini diawali oleh air dan berakhir juga karena air,
atau dengan perkataan filsuf, air adalah subtract (bingkai) dan substansi
(isi). Bertitik tolak dari pemikiran tersebut, maka taka da jurang pemisah
antara hidup dan mati. Semuanya satu.
Kepercayaan batin Thales
adalah animisme. Yaitu kepercayaan bahwa bukan hanya yang hidup saja yang
mempunyai jiwa, tetapi juga benda mati mempunyai jiwa. Aristoteles menamakan
pendapat Thales yang meyatakan bahwa jagat raya ini memiliki jiwa dengan
nama hylezoisme.
SUMBER
Tidak ada komentar:
Posting Komentar