A.
Pengertian Peserta didik
Dalam
perspektif Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Pasal 1
Ayat 4, peserta didik diartikan sebagai anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur jenjang dan jenis
pendidikan tertentu.
Peserta
didik merupakan individu yang memiliki sejumlah karakteristik, diantaranya
sebagai berikut.
1. Peserta didik adalah individu yang
memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga ia merupakan insan yang
unik.
2. Peserta didik adalah individu yang sedang
berkembang, artinya pserta didik tengah mengalami perubahan-perubahan dalam
dirinya yang ditunjukan kepada diri sendiri maupun yang diarahkan kepada
penyesuaian dengan lingkungan.
3. Peserta didik adalah individu yang
membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi.
4. Peserta didik adalah individu yang
memiliki kemampuan untuk mandiri. Disamping itu, di dalam diri peserta didik
juga terdapat kecenderungan untuk melepaskan diri dari kebergantungan pada
pihak lain. Karena itu, setahap demi setahap orangtua atau pendidik perlu
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mandiri dan bertanggung jawab
sesuai dengan kepribadiannya sendiri.
B.
Tahap-tahap dan Ciri Perkemebangan Peserta Didik
1. Tahap Perkembangan Biologis
a. Masa Prenatal
Periode ini terjadi pada saat itu anak masih berada
dalam kandungan dan sangat penting sebagai pembentukan manusia yang biasa
berdampak sepanjang hidup. Memiliki tiga fase, yang pertama, yaitu pengalihan
gen dari orangtua bila terjadi gangguan ciri fisik ataupun psikologinya akan
terganggu. Kedua, pembentukan organ tubuh serta jenis kelamin, bila terjadi
gangguan akan mengakibatkan cacat bawaan. Ketiga, lingkungan dari kandungan
dipengaruhi oleh kondisi psikologi dan fisik sang ibu.
b. Masa Bayi
1) Infancy
(orok): selama 2 minggu sejak lahir.
a) Fase partunatal, yaitu 30 menit setelah
kelahiran bayi masih merasa bersatu dan tergantung seutuhnya kepada ibunya.
b) Fase neonatal, yaitu setelah plasenta
dipotong, bayi mulai berdiri sendiri sebagai individu.
Masa ini menjadi hal
utama karena mulai menyesuiakan diri terhadap situasi dan kondisi.
2) Babyhood
(bayi): 2 tahun setelah masa jabang bayi.
Masa ini pembentuk dasar kepribadian, mengalami
pertumbuhan secara cepat, sekaligus ketergantungan dengan ibu berkurang. Bayi
mulai mengenal banyak orang dan peran seksual sebagaimana laki-laki.
c. Masa Kanak-kanak Awal (early childhood)
Berlangsung dari umur 2 tahun sampai 6 tahun. Ini
merupakan masa sulit karena anak menjadi susah dikontrol dan mulai sadar ia
bisa melakukan apapun tanpa bantuan orang lain dan merasa tidak harus tunduk
dengan lingkungan.
d.
Masa
Kanak-Kanak Akhir (Late Childhood)
Berlangsung 6 tahun sampai oragan seksualnya masak,
pada umur 12-13 tahun untuk wanita dan 14-15 tahun untk pria. Anak-anak belajar
mandiri, norma-norma absolut kini menjadi relatif, membanding-bandingkan dengan
apa yang ia punya.
e. Masa Pubertas (akil baligh)
Pubertas ditandai dengan masak nya alat reproduksi,
secara fisik sudah siap beranak-pinak, kemudian daya tarik terhadap lawan jenis
lebih kuat. Pada masa ini merupakan masa tumpang tindih dan lebih sulit
dibandingkan dengan masa sebelumnya sebagai individu. Hal ini ditandai dengan
menstruasi untuk wanita dan mimpi basah untuk pria.
f.
Masa
Remaja (Adolesence)
Ini adalah masa transisi, yang sangat sulit dari masa
sebelumnya, secara umum merupakan klimaks. Hal ini dapat diuji individu telah
mempunyai pola perilaku yang lebih mantap. Masa remaja dibagi dua yaitu remaja
awal dan sekitar 13-17 tahun, dan remaja akhir sekitar 17-18 tahun.
g. Masa Dewasa Awal (Early Adulthood)
Berkisar anatara 18-40 tahun. Ini adalah masa
pemantapan diri terhadap pola hidup baru/keluarga. Banyak kegiatan yang mulai
ditinggalkan, seperti hura-hura, nongkrong. Memikirkan hal-hal yang lebih
penting seperti memilih pasangan hidup dan menjadikan cita-cita lebih riil.
h. Masa Dewasa Madya
Berkisar antara 40-60 tahun, kehidupan umumnya sudah
mapan, berkeluarga dan memiliki beberapa anak. Pada masa ini pria dan wanita
karir merupakan pencapaian tertinggi.
i.
Masa
Usia Lanjut
Pada umur 60 tahun keatas, masa dimana mensyukuri yang
sudah dicapai dari masa sebelumnya. Keadaan fisik sudah jauh menurun bahkan
sudah pensiun.
2.
Tahap
Perkembangan Berdasarkan Didaktif
Adapun
tahap-tahap tersebut adalah sebagai berikut.
a. Tahap I: dari umur 0 sampai 2 tahun. Tahap
ini disebut tahap asuhan.
b. Tahap II: dari umur 2 sampai 12 tahun,
tahap ini disebut tahap pendidikan jasmani dan latihan-latihan panca indera.
c. Tahap III: dari umur 12-15 tahun. Tahap
ini disebut tahap pendidikan akal pikiran.
d. Tahap IV: dari umur 15 sampai 20 tahun.
Tahap ini disebut tahap pembentukan karakter.
3. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Anak
1. Bakat atau pembawaan. Anak dilahirkan
dengan membawa bakat-bakat tertentu. Seperti bakat seni, musik menggambar dsb.
2. Sifat-sifat Keturunan. Sifat-sifat
keturunan yang individu dipusakai dari orangtua atau nenek moyang dapat berupa
fisik dan mental.
3. Dorongan Instink. Dorongan adalah kodrat
hidup yang mendorong manusia melaksanakan sesuatu atau bertindak pada saatnya.
Sedangkan instink adalah naluri kesanggupan atau ilmu tersembunyi yang menyuruh
atau membiasakan pada manusia bagaimana cara-cara melaksanakan doronga batin.
Selain itu ada juga
faktor yang mempengaruhi perkembangan peserta didik adalah sebagai berikut.
a. Faktor Internal
1) Kondisi fisik: faktor fisik merupakan
faktor biologis individu yang merujuk pada faktor genetik yang diturunkan oleh
kedua orangtuanya.
2) Kondisi psikis: ranah perkembangan
individu menyangkut aspek fisik, intelektual, yaitu kognitif dan bahasa.
b. Faktor eksternal
1)
Lingkungan
fisik: Lingkungan ini mencakup kondisi keamanan, cuaca, keadaan geografis,
sanitasi atau kebersihan lingkungan, serta keadaan rumah yang meliputi
ventilasi cahaya dan kepadatan hunian.
2)
Lingkungan
non fisik: Faktor non fisik meliputi berbagai macam komponen, yaitu keluarga,
pendidikan dan masyarakat.
4. Perkembangan Masa Hidup Anak
a. Perkembangan Anak Dari Segi Psikologi
1) Masa bayi: 0-2 tahun
2) Masa anak; masa balita, prasekolah,
3) Masa anak sekolah,
4) Masa praremaja,
5) Masa remaja,
6) Masa dewasa; dewasa muda,
7) Dewasa lanjut.
Lebih lanjut, dalam
pembahasan ini akan dibahas meneganai perkembangan pada masa anak-anak yang
meliputi berikut ini.
1) Masa Balita, Masa Prasekolah (2-5 tahun)
Pada masa kanak-kanak, perkembangan yang lebih mudah
diamat adalah perkembangan motorik ialah sesuatu yang ada hubungan nya dengan
gerakan-gerakan tubuh.
Motorik anak berbeda dengan motorik deawasa, diatara
perbedaanya adalah sebagai berikut.
a) Cara memegang: pada orang dewasa perkakas
dipegang dengan cara khas agar ia dapat mempergunakannya secara optimal, sedang
anak-anak asal memegang saja.
b) Cara berjalan: ketika berjalan, orang
dewasa hanya mempergunakan otot-otot nya yang perlu saja, sedangkan anak-anak
berjalan seolah-olah seluruh anggota tubuhnya ikut bergerak.
c) Cara meyepak: sebagai contoh, ketika anak0anak
menyepak bola maka kedua tangan nya mengaju kedepan dengan berlebihan.
2) Masa Anak Sekolah (6-12 tahun)
Anak-anak pada masa ini ahrus menjalani tugas-tugas
perkembangan antara lain sebagai berikut:
a) Belajar keterampilan fisik untuk permainan
biasa
b) Membentuk sikap sehat mengenai dirinya
sendiri
c) Belajar bergaul dengan teman-teman sebaya
d) Belajar peranan jenis yang sesuia dengan
jenisnya
e) Membentuk keterampilan dasar; membaca,
menulis, dan berjitung
f) Membentuk konsep-konsep yang perlu untuk
kehidupan sehari-hari
g) Membentuk hati nurani, nilai moral, dan
nilai sosial
h) Memperoleh kebebasan pribadi
i) Membentuk sikap-sikap terhadap
kelompok-kelompok sosial dan lembaga-lembaga.
3) Masa Anak Tanggung; Praremaja (10-12
tahun)
Masa ini ditandai dengan meningkatnya cara berpikir
kritis. Anak tanggung selalu menanyakan sebab-sebab, akibat-akibat dengan
menyanggah pendapat orang dewasa. Pada masa ini mudah terjadi identifikasi yang
sifatnya emosional terhadap teman sebaya yang sejenis. Minat dan aktifitasnya
mulai mencerminkan jenisnya secara lebih jelas . pengendalian emosi dan
kesediaan bertanggung jawab lebih terlihat melalui perbuatan atau tindakan.
5. Kematangan dan Perkembangan Pengalaman
Peserta Didik
Perkembangan yang dialami membawa mereka pada ke arah
kematangan. Kematangan ini akan tercapai jika sudah menemukan pegangan atau
nilai-nilai yang mereka cari, yaitu menjelang berakhirnya masa remaja atau
mulainya masa dewasa.
Kematangan fisik atau jasmani terjadi setelah
berhentinya pertumbuhan yang terjadi dengan pesat, sehingga anak laki-laki akan
kelihatan berjalan tegap karena bahu dan adanya semakin bidang, sedangkan
perempuan berjalan melenggang karena pinggulnya membesar. Kematangan sosial
ditandai dengan sikap sosial yang mantap sebagai anggota masyarakat, dan
anggota keluarga, yang mulai meraskan adanya tanggung jawab baik sebagai
pribadi ataupun sebagai anggota masyrakat. Kematangan emosional ditandai dengan
stabilnya emosi sehingga ledakan-ledakan yang sering terjadi berkurang bahkan
berhenti sama sekali.
Kematangan (maturation)
adalah urutan-urutan perubahan yang dialami individu secara teratur yang
ditentukan oleh rancangan genetiknya. Kematangan diandang sebagai sebagai suatu
pembawaan (nature), yakni sebagai
warisan biologis organisme yang dibawa sejak lahir.
Kaum maturasionis meyakini bahwa kondisi lingkungan
yang ekstrem dapat menyebabkan gangguan terahadap proses perkembangan anak,
tetapi mereka meyakini bahwa kecenderungan-kecenderungan dasar pertumbuhan dan
perkembanganindividu telah terpola secara genetik. Sedangkan kaum
enviromentalitas menekankan pentingnya pengalaman dalam perkembangan anak.
Unsur genetik individu mewariskan dasar, bagaimana hal itu tumbuh dan dan
berkembang sangat tergantung pada makanan, gizi, perawatan medis, dan latihan
yang diberikan oleh lingkungan. Kaum interaksionis mempercayai bahwa hampir
semua kualitas fisik dan psikis individu merupakan hasil dari pengaruh
pembawaan dan lingkungan , misalnya:
a. Tinggi badan anak tergantung pada ranangan
genetik yang diturunkan dari orang tuanya.
b. Tinggi badan anak juga bergantung dari
gizi dan latihan yang diperoleh selama proses pertumbuhan
c. Perkembangan kognisi anak bergantung
kepada taraf intelegensiyang dimiliki
d. Perkembangan kognisi tergantung pada
kualitas pengalaman belajar yang diperoleh selama hidupnya.
e. Anak secara biologis sudah terprogram
untuk belajar bahasa
f.
Anak
hanya akan belajar bahasa yang di dengarnya.
6. Implikasi
Pertumbuhan/Perkembangan/Kemnatangan Peserta Didik Terhadap Proses Belajar
Istilah kematangan yang dalam bahasa inggris disebut maturation sering dilawankan dengan immaturation yang artinya tidak matang. Chapli (2002) mengartikan
kematangan sebagai (1) perkembangan, proses mencapai kemasakan/ usia masak; (2)
proses perkembangan yang dianggap berasal dari keturunan, atau merupakan
tingkah laku khusus spesies.
Kematangan tida dapat dikategorikan sebagai faktor
keturunan atau pembawaan karena kematangan ini merupakan suatu sifat tersendiri
yang umum dimiliki oleh setiap individu dalam bentuk dan masa terentu. Sebagai
individu yang sedang tumbuh dan berkembang maka proses pertumbuhan dan
perkembngan peserta didik tersebut sangat dipengaruhi oleh adanya interaksi
anatara dua faktor yang sama-sama penting kedudukannya, yaitu faktor herediatas
dan faktor lingkungan. Keberadaan dua faktor tersebut tidak bisa dipisahkan
satu sama lainnya karena kenyataannya kedua faktor tersebut tidak bekerja
sendiri-sendiri dalam opersioanalnya.
Dari pernyataan diatas, maka dapatlah ditarik beberapa
implikasi pertumbuhan atau perkembngan atau kematangan peserta didik terhadap
penyelenggaraan pendidikan sebagai berikut.
1)
Pertumbuhan
dan perkembangan manusia seja lahir berlangsung dalam lingkungan sosial yang
meliputi semua manusia yang berada di lingkungan hidup itu.
2)
Interaksi
manusia dengan lingkungan nya sejka lahir menghendaki penguasaan lingkungan
maupun penyesuaian diri pada lingkungan
3)
Dalam
interaksi sosial, manusia sejak lahir telah menjadi anggota kelompok sosial
yang dalam hal ini ialah keluarga
4)
Atas
dasar keterikatan dan kewajiban sosial para pendidik, terutama orangtua, maka
anak senantiasa berusaha mebnciptakan lingkungan fisik, lingkungan sosial,
serta lngkungan psikis.
5)
Setelah
umur kronolgis mencapai lingkungan tertentu, anak telah mencapai berbagai
tingkat kematangan intelektual, sosial, emosional serta kemampuan jasmani yang
lain.
6)
Kematangan
sosial merupakan kiasan bagi kematangan intelektual, karena perkembngan
kecerdasan berlangsung dalam lingkungan sosial tersebut.
7)
Kematangan
emosional meliputi kematangan sosial dan kematangan intelektual, karena
sebagian besar tingkah laku manusia dikuasai atau ditentukan oleh kondisi
persaannya.
a. Perkembangan Anak Usia Sekolah Dasar
1) Perkembangan Intelektual
Pada
usia dasar 6-12 tahun anak sudah dapat mereaksi rangsangan intelektual atau
melaksanakan tugas-tugas belajar yang menuntut kemampuan intelektual atau
kemampuan kognitif.
a) Perkembangan Bahasa
Bahasa adalah sarana berkomunikasi
dengan orang lain. Dalam pengertian ini, tercakup semua masalah berkomunikasi,
dimana pikiran dan persaan dinyatakan dalam bentuk tulisan, lisan, isyarat,
atau gerak dengan menggunakan kata-kata, kalimat, bunyi, lambang, gambar atau
lukisan.
b) Perkembangan sosial
Pada usia ini anak mulai memiliki kesanggupan untuk
menyesuiakan diri sendiri kepada sikap yang kooperatif atau sosiosentris.
Berkat perkembangan sosial, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan kelompok
teman sebayanya maupun dengan lingkungan masyarakat sekitarnya.
c) Perkembangan Emosi
Kemampuan mengontrol emosi
diperoleh anak melalui peniruan dan latihan. Dalam proses peniruan, kemampuan
orang tua dalam mengendalikan emosinya sangatlah berpengaruh pada anak. Emosi
merupakan faktor dominan yang mempengaruhi tingkah laku individu, dalam hal ini
termasuk pula perilaku belajar.
d) Perkembangan Emosional
Anak mulai mengenal konsep moral
pertama kali dari lingkungan keluarga. Pada mulanya mungkin anak tidak mengerti
konsep moral ini, tapi lambat laun anak akan memahaminya. Pada usia sekolah dasar,
anak sudah dapat mengikuti peraturan atau tuntutan dari orang tua atau
lingkungan sosialnya.
e) Perkembangan Penghayatan Keagamaan
Pada masa ini, perkembangan penghayatan
keagamaannya ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut.
·
Pandangan
terhadap ketuhanan diperolehnya secara asional berdasarkan kaidah-kaidah logika
yang berpedoman pada indikator alam semesta.
·
Penghayatan
secara rohaniyah semakin mendalam, pelaksanaan kegiatan ritual diterima sebagai
keharusan moral.
·
Periode
usia sekolah dasar merupakan masa pembentukan nilai-nilai agama sebagai
kelanjutan periode sebelumnya.
f) Perkembangan Motorik
Seiring dengan perkembangan
fisiknya yang beranjak matang maka perkembngan motorik anak sudah terkondisi
dengan baik. Sesuai dengan perkembangan fisik maka dikelas-kelas permulaan
sangat tepat diajarkan.
·
Dasar-dasar
keterampilan untuk menulis dan menggambar.
·
Keterampilan-keterampilan
dalam menggunakan alat olahraga.
·
Gerakan-gerakan
untuk meloncat, berlari, berenang dan sebagainya.
·
Baris
berbaris secara sederhana untuk menanamkan kebiasaan ketertiban dan
kedisiplinan.
DAFTAR PUSTAKA
Hosnan,M.2016.Psikologi Perkembangan Peserta
Didik.Jakarta : Ghalia Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar