Teori humanistik muncul pada pertengahan ke-20 sebagai reaksi terhadap
teori psikodinamika dan behavioristik. Para teoritikus humanistik, seperti Carl
Rogers (1902-1987) dan Abraham Maslow (1908-1970) meyakini bahwa tingkah laku
manusia tidak dapat dijelaskan sebagai hasil dari konflik-konflik yang tidak
disadari maupun sebagai hasil pengondisian ( conditioning ) yang sederhana.
Aliran humanistic berhubungan erat dengan aliran filosofis Eropa yang
disebut “eksistensialisme”. Para eksistensialis, seperti filosof Martin
Heidegger (1889-1976) dan Jean-Paul Sartre (1905-1980), memfokuskan perhatian
pada pencarian dan mempertahankan bahwa manusia memiliki kecenderungan bawaan
untuk melakukan self-actualization untuk berjuang menjadi apa yang mereka
menjadi mampu.
Menurut Rogers, salah seorang tokoh aliran humanistic, prasyarat dari
terpenting bagi aktualisasi diri adalah konsep diri yang laus dan fleksibel.
Rogers meyakini bahwa orangtua mempunyai peran yang besar dalam membantu
anak-anak mereka mengembangkan self-esteemdan menempatkan mereka
pada jalur self-actualization dengan menunjukan anuconditional
positive regard memuji mereka berdasarkan nilai dari dalam diri mereka.
DAFTAR PUSTAKA
Hosnan, M. (2016). Psikologi Perkembangan Peserta
Didik. Jakarta: Ghalia Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar