Rabu, 23 November 2016

Teori Humanistik

Teori humanistik muncul pada pertengahan ke-20 sebagai reaksi terhadap teori psikodinamika dan behavioristik. Para teoritikus humanistik, seperti Carl Rogers (1902-1987) dan Abraham Maslow (1908-1970) meyakini bahwa tingkah laku manusia tidak dapat dijelaskan sebagai hasil dari konflik-konflik yang tidak disadari maupun sebagai hasil pengondisian ( conditioning ) yang sederhana.
Aliran humanistic berhubungan erat dengan aliran filosofis Eropa yang disebut “eksistensialisme”. Para eksistensialis, seperti filosof Martin Heidegger (1889-1976) dan Jean-Paul Sartre (1905-1980), memfokuskan perhatian pada pencarian dan mempertahankan bahwa manusia memiliki kecenderungan bawaan untuk melakukan self-actualization untuk berjuang menjadi apa yang mereka menjadi mampu.

Menurut Rogers, salah seorang tokoh aliran humanistic, prasyarat dari terpenting bagi aktualisasi diri adalah konsep diri yang laus dan fleksibel. Rogers meyakini bahwa orangtua mempunyai peran yang besar dalam membantu anak-anak mereka mengembangkan self-esteemdan menempatkan mereka pada jalur self-actualization dengan menunjukan anuconditional positive regard memuji mereka berdasarkan nilai dari dalam diri mereka.

DAFTAR PUSTAKA
Hosnan, M. (2016). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Ghalia Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar