A. Pengertian
psikologi perkembangan
Psikologi, menurut Mussen dan Rosenwieg adalah suatu
ilmu yang mempelajari tentang mind
(pikiran) atau the study of mind,
tetapi dalam perkembangannya kata mind
berubah menjadi behavior (tingkah
laku) sehingga psikologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang
tingkah laku manusia.
Psikologi berasal dari Bahasa Yunani kuno yaitu Psychaē yang berarti jiwa dan Logia yang artinya ilmu. Jadi secara
etimologis, psikologi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang
jiwa.
Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (1991), “perkembangan” adalah perihal berkembang. Selanjutnya,
kata “berkembang” ini berarti mekar terbuka atau membentang; menjadi besar,
luas, dan banyak, serta menjadi bertambah sempurna dalam hal kepribadian,
pikiran, pengetahuan, dan sebagainya. Dengan dmeikian, kata “berkembang” tidak
saja meliputi aspek yang berarti abstrak, seperti pikiran dan pengetahuan,
tetapi juga meliputi aspek yang bersifat konkret.
Jadi, psikologi
perkembangan yaitu suatu cabang dari psikologi yang membahas tentang gejala
jiwa seseorang baik menyangkut perkembangan atau kemunduran perilaku seseorang
sejak masa konsepsi hingga dewasa.
B. Tujuan,
Fungsi, dan Manfaat Psikologi Perkembangan
1. Tujuan Mempelajari Psikologi Perkembangan
Peserta Didik
a) Untuk mengetahui tingkah laku individu itu
sesuai atau tidak dengan tingkat usia/perkembangannya.
b) Untuk mengetahui tingkat kemampuan
individu pada setiap fase perkembangannya.
c) Untuk mengetahui kapan individu bisa
diberi stimulus pada tingkat perkembangan tertentu.
d) Agar dapat mempersiapkan diri dalam
menghadapi perubahan-perubahan yang akan dihadapi anak.
e) Khusus bagi guru, agar dapat memilih dan
memberikan materi dan metode yang sesuai
dengan kebutuhan anak, terutama dalam kegiatan proses belajar mengajar.
f) Memberikan, mengukur, dan menerangkan
perubahan dalam tingkah laku serta kemampuan yang sedang berkembang sesuai
dengan tingkat usia dan yang mempunyai ciri-ciri universal, dalam artian yang
berlaku bagi anak-anak dimana saja dalam lingkungan sosial-budaya mana saja.
g) Mempelajari karakteristik umum
perkembangan peserta didik, baik secara fisik, kognitif, maupun psikososial.
h) Mempelajari perbedaan-perbedaan yang
bersifat pribadi pada tahapan, atau masa perkembangan tertentu.
i) Mempelajari tingkah laku anak pada
lingkungan tertentu yang menimbulkan reaksi yang berbeda.
j) Mempelajari penyimpangan tingkah laku yang
dialami seseorang seperti kenakalan, kelainan-kelainan dalam fungsionalitas
inteleknya, dll.
2.
Fungsi
psikologi sebagai ilmu
a)
Menjelaskan,
yaitu mampu menjelaskan apa, bagaimana, dan mengapa tingkah laku itu terjadi.
Hasilnya penjelasan berupa deskripsi atau bahasan yang bersifat deskriptif.
b)
Memprediksikan,
yaitu mampu meramalkan atau memprediksikan apa, bagaimana, dan mengapa tingkah
laku itu terjadi. Hasil prediksi berupa prognosa, prediksi atau estimasi.
c)
Pengendalian,
yaitu mengendalikan tingkah laku sesuai dengan yang diharapkan. Perwujudannya
berupa tindakan yang sifatnya preventif atau pencegahan, intervensi atau
treatment serta rehabilitasi atau perawatan.
3.
Kegunaan
mempelajari psikologi perkembangan
Dengan mempelajari psikologi perkembangan,
diharapkan mampu memahami diri Anda dan individu pada umumnya dengan lebih
baik, sehingga Anda dapat membina dan mengembangkan kea rah kehidupan yang
lebih positif sesuai dengan tuntutan professional guru, yaitu dapat memberikan
bantuan pada perkembangan fisik maupun psikis anak seoptimal mungkin, memilih
dan menentukan tujuan materi dan strategi belajar sesuai dengan tingkat
kemampuan intelektual anak, menghadapi anak dengan benar dalam membentuk
perilaku dengan benar serta dapat terhindar dari pemahaman yang salah tentang
anak.
Menurut Hurlock (1980: 5-6) beberapa
manfaat psikologi perkembagan adalah sebagai berikut:
a)
Membantu
apa yang diharapkan oleh anak dan kapan yang diharapkan itu muncul.
b)
Dengan
apa yang diharapkan dari anak, memungkinkan untuk menyusun pedoman dalam bentuk
skala tinggi-berat, usia-berat, usia-mental dan skala perkembangan sosial atau emosional.
c)
Memungkinkan
para orangtua atau guru memberikan bimbingan belajar yang tepat.
d)
Mengetahui
perkembangan yang normal pada anak.
Manfaat lain yang akan diperoleh guru atau
calon guru adalah sebagai berikut:
a)
Seorang
guru akan dapat memberikan harapan yang realitas terhadap anak dan remaja. Ini
adalah penting, karena jika terlalu banyak yang diharapkan pada usia tertentu,
anak mungkin akan mengembangkan perasaan tidak mampu jika ia tidak mencapai
standar yang ditetapkan orangtua atau guru. Sebaliknya, jika terlalu sedikit
yang diharapkan dari mereka, mereka akan kehilangan rangsangan untuk
mengembangkan kemampuannya.
b)
Dapat
membantu kita dalam memberikan respons yang tepat terhadap perilaku tertentu
seorang anak. Psikologi perkembangan dapat membantu menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan arti dan sumber pola berpikir,
perasaan, dan tingkah laku anak.
c)
Akan
membantu orangtua dan guru dalam mengahadapi tantangan saat membesarkan dan
mendidik anak-anak/siswanya.
d)
Memungkinkan
para guru untuk sebelumya mempersiapkan anak menghadapi perubahan yang akan
terjadi pada tubuh, perhatian dan perilakunya.
e)
Memberikan
informasi tentang siapa kita, bagaimana kita dpaat seperti ini, dan kemana masa
depan akan membawa kita.
f)
Memungkinkan
guru memberikan bantuan dan pendidikan yang tepat sesuai dengan pola-pola dan
tingkat-tingkat perkembangan anak.
C. Aspek
dan Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Peserta Didik
1.
Pertumbuhan
fisik
a.
Pertumbuhan
sebelum lahir
Masa sebelum lahir merupakan pertumbuhan dan
perkembangan manusia yang sangat kompleks, karena pada masa itu merupakan
sebuah awal terbentuknya organ-organ tubuh dan tersusun jaringan syaraf yang
membentuk sistem syaraf yang lengkap. Kelahiran pada dasarnya merupakan
pertanda kematangan biologis, masing-masing komponen biologi telah mampu
berfungsi secara mandiri.
b. Pertumbuhan setelah lahir
Pertumbuhan fisik seorang anak dapat
dibagi menjadi empat masa utama; yaitu dua masa ditandai dengan masa
pertumbuhan cepat dan masa berikutnya dicirikan dengan pertumbuhan yang lambat.
Selama masa pralahir dan 6 bulan setelah lahir, pertumbuhan tubuhnya sangat
cepat. Pada akhir tahun pertama kehidupan pacalahirnya, pertumbuhan seorang
bayi akan memperlihatkan tempo yang sedikit lambat dan kemudian akan menjadi
stabil saat anak memasuki tahap remaja. Ketika anak berusia 8 sampai 12 tahun ,
mulai saat itu hingga ia berumur 15-16 tahun, pertumbuhan fisiknya akan cepat
kembali dan biasanya masa ini disebut ledakan pertumbuhan pubertas. Masa ini
kemudian akan disusul dengan masa tenang
kembali sampai ia memasuki usia tahap dewasa.
2.
Perkembangan
Intelektual
Perkembangan
ini juga dikenal dengan nama perkembangan kognitif. Perkembangan kognitif ini
menurut piaget mengikuti tahap-tahap sebagai berikut:
a.
Tahap
Sensori Motor (0-2 setengah tahun)
Masa ketika bayi menggunakan sistem
pengindraan dan aktivitas motorik untuk mengenal lingkungannya. Bayi
menggunakan reaksi motorik atas rangsangan-rangsangan yang diterimanya dalam
bentuk refleks. Refleks-refleks ini kemudian berkembang lagi lebih canggih,
misalnya berjalan.
b.
Tahap
Pra-Operasional (usia 2-7 tahun)
Pada tahap ini, kemampuan skema
kognitifnya masih terbatas. Peserta didik suka meniru perilaku orang lain.
perilaku yang ditiru terutama perilaku orang lain, khususnya orangtua dan guru
yang pernah ia lihat ketika orang itu merespons terhadap perilaku orang,
keadaan, dan kejadian yang dihadapi pada masa lampau.
c.
Tahap
Operasional Konkret (usia 7-11 tahun)
Pada tahap ini, peserta didik sudah mulai
memahami aspek kumulatif materi, misalnya volume dan jumlah. Dalam tahap ini,
anak mulai mengembangkan 3 hal, yaitu:
1)
Identifikasi:
mengenali sesuatu.
2)
Negasi:
Mengingkari sesuatu.
3)
Reprokasi:
Mencari hubungan timbal balik antara beberapa hal.
d.
Tahap
Operasional Formal (11-15 tahun)
Pada masa ini, peserta didik sudah
memasuki masa remaja. Perkembangan kognitif peserta didik pada masa ini telah
memiliki kemampuan mengoordinasikan dua ragaan kognitif, baik secara simultan
(serentak) maupun berurutan.
3.
Emosi
Emosi
dan perasaan merupakan salah satu potensi yang khusus dimiliki oleh manusia
dalam hidupnya atau dalam pertumbuhannya dan perkembangan manusia. Kebutuhan
manusia dibedakan menjadi dua kelompok besar yaitu kebutuhan jasmani dan
kebutuhan rohani. Kebutuhan tersebut ada yang primer atau tidak bisa ditunda dan
ada kebutuhan sekunder atau kebutuhan yang dapat ditunda. Jika individu
kebutuhannya ada yang tidak terpenuhi, terutama kebutuhan primer, maka ia akan
merasa kecewa. Dan jika kebutuhannya terpenuhi, maka ia akan merasa senang dan
puas. Hal inilah yang dimaksud dengan emosi manusia yang mengandung unsur
senang dan tidak senang.
4.
Sosial
Manusia sebagai makhluk sosial yang tentu
tidak dapat hidup tanpa bantuan dari manusia lain.
5.
Bahasa
Bahasa
sebagai alat komunikasi juga dapat diartikan sebagai tanda gerakan, dan suara
untuk menyampaikan isi pikiran kepada orang lain. Dalam berbahasa, ada dua
pihak yang terlibat, yaitu pihak penyampai dan pihak penerima. Dalam
percakapan, pihak-pihak itu saling bergantian fungsinya.
6.
Bakat
khusus
Bakat
merupakan kemampuan khusus yang dimiliki oleh seseorang atau individu yang
hanya dengan sedikit rangsangan atau latihan, kemampuan itu akan berkembang
dengan baik. Seseorang yang memiliki bakat akan cepat dapat diamati, sebab
kemampuan yang dimiliki akan berkembang dengan pesat dan menonjol.
7.
Sikap,
Nilai, dan Moral
Bloom
(Woolfolk dan Nocilich, 1984) mengemukakan bahwa tujuan akhir dari proses
belajar dikelompokkan menjadi tiga sasaran, yaitu kognitif, afektif, dan
psikomotor. Semakin tumbuh dan berkembang fisik dan psikisnya, anak mulai
dikenalkan dengan nilai-nilai, ditunjukkan dengan hal yang benar dan salah.
Seiring dengan perkembangan individu,
berangsur-angsur anak akan mulai mengikuti berbagai ketentuan yang berlaku di
dalam keluarga dan semakin lama semakin luas sampai dengan ketentuan yang
berlaku di dalam masyarakat dan negara.
Faktor-faktor yang
memengaruhi individu berbeda-beda antara yang satu dengan yang lainnya. Ada 3
faktor yang memengaruhi individu yaitu faktor hereditas, lingkungan, dan faktor
gabungan antara keduanya.
1.
Faktor
Hereditas
Dipahami sebagai faktor yang dibawa oleh
anak. Anak mewariskan sesuatu dari orang tuanya. Anak berkembang secara fisik
dan psikis bukan karena pengaruh dari yang lain, akan tetapi ditentukan oleh
pembawaannya sendiri. Lingkungan tidak memberikan pengaruh apa-apa pada sang
anak.
Aliran hereditas merupakan faktor penentu
dalam kehidupan seseorang dan dikenal dengan aliran nativisme. Tokoh aliran ini
adalah Arthur Eschopenhaur, seorang filsof Jerman.
2.
Faktor
Lingkungan
Faktor lingkungan memberikan pengaruh
terhadap perkembangan individu. Aliran yang terkenal yang menyatakan bahwa
pengalaman atau lingkungan memberi pengaruh dan merupakan faktor penentu
perkembangan individu dikenal dengan aliran empirisme. Tokoh aliran ini adalah
Jhon Locke.
3.
Faktor
Gabungan (Hereditas dan Lingkungan)
Faktor ini menyatakan bahwa perkembangan
seseorang dipengaruhi oleh faktor bawaan dan faktor lingkungan dan pengalaman.
Aliran ini dikenal dengan aliran konvergensi. Tokoh dari aliran ini adalah
William Stern dari Jerman.
D.
Perkembangan dan Pertumbuhan
1. Pengertian
Perkembangan
Dalam penjelasan mengenai teori perkembangan terdapat
perbedaan di dalam memahami apa yang dimaksud dalam perkembangan dan mengenai
cara perkembangan berlangsung. Namun, terdapat beberapa prinsip umum yang
didukung hampir semua para ahli, yaitu seperti berikut.
a. Manusia berkembang dalam tingkat yang
berbeda
Dalam
kelas anda akan memiliki seluruh bentangan contoh mengenai tingkatan
perkembangan yang berbeda. Beberapa siswa akan lebih besar, terkoodinasi lebih
baik, atau lebih dewasa dibanding dengan yang lainnya.
b. Perkembangan relatif runtut
Orang
cenderung mengembangan kemampuan tertentu sebelum kemampuan yang lain.
c. Perkembangan berjalan secara gradual
Sangat
jarang perubahan terjadi setiap hari. Jadi, di dalam perkembangan manusia
membutuhkan waktu, dan perkembangan itu berjalan relative sangat lambat dan
tidak setiap hari berlangsung.
Jadi perkembangan adalah
perubahan yang berkesinambungan dan progresif dalam organisme, dari lahir
sampai mati dan tidak dapat diulang kembali. Pengertian perkembangan, yaitu
merupakan perubahan individu ke arah yang lebih sempurna yang terjadi dari
proses terbentuknya individu sampai ahir hayat dan berlangsung secara
terus-menerus. Secara umum, perkembangan adalah rangakian perubahan sepanjang
rentang kehidupan yang bersifat progresif, teratur, berkesinambungan, dan
akumulatif yang menyangkut segi kuantitatif dan kualitatif, sebagai hasil
interaksi antara maturasi dan proses belajar.
Psikologi perkembangan (developmental psychology) adalah suatu
ilmu yang merupakan bagian dari psikologi. Dalam ruang lingkup psikologi, ilmu
ini termasuk psikologi khusus, yaitu psikologi yang mempelajari kekhususan dari
tingkah laku individu. Satu cabang psikologi yang ditunjukan untuk memahami
semua perubahan yang terkait dengan pertambahan usia yang dialami oleh manusia
sepanjang rentang kehidupannya, yaitu perubahan di dalam kepribadian, moral,
dan proses belajar berpikir.
Pembagian masa-masa
perkembangan seperti yang dikemukakan oleh Harvey A. Tilker, dalam bukunya Developmental Psycology to Day (1975)
oleh Elizabeth B. Hurlock dalam buku Developmental
Psycology (1980) [4]:
·
Masa
sebelum lahir;
·
Masa
baru lahir;
·
Masa
bayi;
·
Masa
kanak-kanak (awal dan akhir);
·
Masa
puber;
·
Masa
dewasa (awal dan menengah); dan
·
Masa
usia lanjut.
2. Pengertian
pertumbuhan
Istilah perkembangan (development) dan pertumbuhan (growth) dalam arti biasa memang
dikatakan hampir sama. Istilah “perkembangan” secara khusus diartikan sebagai
perubahan-perubahan yang bersifat kualitatif dan kuantitatif yang menyangkut
aspek-aspek psikologi.
Perkembangan tidaklah
terbatas pada pengertian pertumbuhan yang semakin membesar, melaikan di
dalamnya juga terkandung serangkaian perubahan yang berlangsung secara
terus-menerus dan bersifat tetap dari fungsi-fungsi jasmaniah dan rohaniah yang
dimiliki individu menuju ke tahap kematangan melalui pertumbuhan, pemasakan,
dan belajar
3. Aspek
– Aspek yang Mempengaruhi Pertumbuhan
a. Anak Sebagai Keseluruhan.
b. Umur Mental Anak Mempengaruhi
Pertumbuhannya.
c. Permasalahan Tingkah Laku Sering
Berhubungan dengan Pola – Pola Pertumbuhan.
d. Penyesuaian Pribadi dan Sosial
Mencerminkan Dinamuka Pertumbuhan.
E.
Fungsi Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta Didik
Dengan mempelajari perkembangan peserta didik, kita
akan memperoleh beberapa keuntungan. Pertama,
kita akan mempunyai ekspetasi yang nyata tentang anak dan remaja. Kedua, pengetahuan tentang psikologi
perkembangan anak membantu kita untuk merespons sebagaimana mestinya pada
perilaku tertentu dari seorang anak. Ketiga,
pengetahuan tentang perkembangan anak akan membantu mengenali berbagai
penyimpangan dari perkembangan yang normal. Keempat,
dengan mempelajari perkembangan anak akan membantu memahami diri sendiri.
F.
Perbedaan Individu Peserta Didik
Makna “perbedaan” dan “perbedaan Individu” menurut
Lindgren (1980), menyangkut variasi yang terjadi baik variasi pada aspek fisik
maupun psikologis. Garry (1963) dalam buku perkembangan
Peserta Didik karya Sunarto dan B. Agung Hartono mengkategorikan perbedaan
individual ke dalam bidang-bidang berikut.
a. Perbedaan fisik, tingkat dan berat badan,
jenis kelamin, pendengaran, penglihatan, dan kemampuan bertindak.
b. Perbedaan social, termasuk status ekonomi,
agama, hubungan keluarga, dan suku.
c. Perbedaan kepribadian, termasuk watak,
motif, minat dan sikap.
d. Perbedaan inteligensi dan kemampuan dasar.
e. Perbedaan kecakapan atau kepandaian di
sekolah.
Jenis perbedaan lainnya meliputi berikut
ini.
a. Perbedaan kognitif, yaitu kemampuan
kognitif merupakan kemampuan yang berkaitan dengan penguasaan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
b. Perbedaan kecakapan bahasa, yaitu bahasa
merupakan salah satu kemampuan individu yang sangat penting dalam kehidupan.
c. Perbedaan kecakapan motorik, yaitu
kecakapan motorik antara kemampuan psiko-motorik merupakan kemampuan untuk
melakukan koordinasi gerakan syarat motorik yang dilakukan oleh syaraf pusat
untuk melakukan kegiatan.
d. Perbedaan latar belakang, yaitu perbedaan
latar belakang dan pengalaman mereka masing-masing dapat memperlancar atau
menghambat prestasinya, terlepas dari potensi individu
e. Perbedaan bakat, yaitu bakat merupakan
kemampuan khusus yang dibawa sejak lahir.
f.
Perbedaan
kesiapan belajar, yaitu perbedaan latar belakang yang meliputi perbedaan sisi
ekonomi sosio kultural, amat penting artinya bagi perkembangan anak.
DAFTAR PUSTAKA
Hosnan, M. 2016. Psikologi Perkembangan Peserta
Didik. Jakarta : Ghalia Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar