Melalui pengembangan kurikulum 2013
kita akan menghasilkan insan indnesia yang produktif , kreatifit, inovatif,
afektif melalui penguatan sikap, keterampilan , dan pengetahuan yang terintegrasi.
Dalam hal ini, pengembangann kurikulum di fokuskan peda pembentukan kompetensi
dan karakter peserta didik ,berupa paduan pengetahuan, keterampilan , dan sikap
dapat di demonstarsikan peserta dididk sebagai wujud pemahaman terhadapa konsep
yang di pelajarinya secara kontekstual . Kurikulum 2013 memungkinkan para guru
menilai hasil belajar peserta didik dalamproses pencapaian sasaran belajar yang
mencerminkan penguasaan dan pemahaman
terhadap apa yang di pelajari. Oleh karena itu, peserta didik perlu
mengetahui kriteria penguasaan materi dan karakter yang kaan di jadikan sebagai
kriteria penguasaan kompetensi dan karakter yang akan di jadikan sebagai
standar penilaian hasil belajar, sehingga para peserta didik dapat
mempersiapkan sirinya melalui penguasaan terhadap jumlah kompetensi dan karakter tertentu, sebagai prasyarat
untuk melanjutkan ke tingkat penguasaan kompetensi dan karakter berikutnya.
Mengacu pada penjelasan UU No. 20
tahun 2003, bagian umum di katakan,
bahwa : “ Startegi pembangunan pendidikan nasional dalam undang-undang ini meliputi:……., 2. Penggembanagn dan
pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi,…” dan pada penjelasan pasal 35,
bahwa “ Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap ,pengetahuan , dan keterampilan sesuai dengan standar nasional
yang telah disepakati.” Maka di adakan perubahan kurikulum dengan tujuan untuk
“ Melanjutkan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah di rintis
pada tahun 2004 dengan mencakup kometensi sikap, pengetahuan, dan keterampulan
secara terpadu. Untuk mecapai tujuan tersebut meurut perubahan pada berbagai
aspek lain, teruatma dalasm implementasinya di lapangan. Pada proses
pembelajaran, dari siswa di beritahu menjadi sisiwa mencari tahu, sedangkan pada
proses penilaian output menjadi berbasis pengetahuan melalaui penilaian proses
, portofolio dan penilaian outut secara utuh dan menyeluruh sehingga memerlukan
penambahan jam pelajaran. Dari berbagai sumber, sedikitnya dapat di
identififkasikan sedikitnya 5 karakteristik kurikulum berbasis kompetensi
,yaitu : mendayagunakan keseluruhan sumber belajar ,pengalaman lapangan,
strategi individual personal, kemudahan belajar ,dan belajar tuntas .Kelima hal
tersebut di jelaskan sebagai berikut :
a.
Mendayagunakan
Keseluruhan Sumber Belajar
Suatu faktor yang menyebabkan rendahnya
kualitas belajar antar lain belum di
manfaatkannya sumber belajar secara maksimal baik oleh guru maupun oleh peserta
didik. Hal tersebut lebih di persulit lagi suatu kondisi yang turun menurun,
dimana guru mendominasi kegiatan pembelajaran, karena pembelajaran dapat
dilakuakan dengan mendayagunakan aneka ragam sumber belajar. Dengan demikian,
tidak ada lagi anggapan bahwa kegiatan pembelajaran baru di katakan sempurna
kalau ada cermah dari guru. Untuk memperoleh hasil belajar yang di optimal
peserta didik di tuntut tidak hanya mengandalkan diri dari apa yang terjadi di
dalam kelas, tetapi harus mampu dan mau menelusuri aneka ragam sumber belajar
yang di perlukan.Pendayagunaan sumber belajar memiliki arti yang sangat
penting, saling melengkapi , memelihara dan memperkaya khasanah belajar juga dapat meningkatkan aktifitas dan
kreatifitas belajar, yang sangat menguntungkan baik bagi guru maupun peserta
didik . Dengan didayagunakan sumber belajar secara makasimal, di mungkinkan
orang yang telah belajar menggali berbagai jenis ilmu pengetahuan yang sesuai
dengan bidangnya, akselerasi teknologi dan seni yang senantiasa berubah.
Pada hakikatnya tidak ada satu sumber
belajar pun yang dapat memnuhi segala macam keperluan belajar mengajar. Dengan
demikian, berbicara sumber belajar perlu di pandang dalam artian luas, jamak
,dan beraneka ragam. Momentum pemilihan sumber suatu belajar, perlu dikaitkan
dengan tujuan yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran. Dengan kata lain,
sumber belajar dipilih dan digunakan dalam proses belajar apabila sesuai dan
menunjang tercapainya tujuan.
Dalam
kegiatan pembelajaran, pendayagunaan sumber belajar secara optimal sangatlah
penting , karena keefektifan proses pembelajaran di temukan pula oleh kemampuan
peserta didik dalam mendayagunakan
sumber-sumber belajar dalam pembelajaran di sekolah.
1) Membawa sumber belajar kedalam kelas.
Dalam aneka ragam macam dan bentuknya
sumber –sumber belajar dapat digunakan dalam proses pembelajaran di dalam
kelas. Hal tersebut mislanya membawa tape
recorder ke dalam kelas , dan memanggil manusia sumber.
2) Membawa ke lapangan dimana sumber belajar
berada.
Adakalanya terdapat sumber belajar
yang sangat penting dan menunjang tujuan belajar tetap tidak dapat dibawa ke
dalam kelas karena mengandung resiko yang cukup tinggi, atau memiliki
karakteristik yang tidak memungkinkan untuk dibawa kedalam kelas. Hal tersebut
misalnya museum, apabila kita mau menggunakan museum sebagai sumber belajar
tidak mungkin membawa museum tersebut kedalam kelas, oleh karenanya kita harus
mendatangi musem tersebut. Pemanfaatan sumber belajar dengan cara yang kedua
ini biasanya di lakuakan dengan metode karyawisata, hal ini dilakukan terutama
untuk mengefektifkan biaya yang di keluarkan.
Tidak ada satupun sumber belajar yang
dapat di memenuhi berbagai kebutuhan, maka dalam proses belajar di perlukan
kesiapan mental dan kemauan, serta kemampuan untuk menjelajahi aneka ragam
sumber belajar yang ada dan mungkin ada.
1) Pengalaman
Lapangan
Kurikulum 2013 yang berbasis
kompetensi dan karakter lebh menekankan pada penglaman lapangan untuk
mengakrabkan hubungan guru dengan peserta didik. Keterlibatan anggota tim guru
dan pembelajaran di sekolah memudahkan mereka untk mengikuti pembelajaran. Di
samping itu, mereka juga dapat meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan
penglaman dalam ruang lingkup ang lebih luas untuk menunjang profesinya sebagai
guru. Pengalaman lapangan dapat secara sistematis melibatkan masyarakat dalam
program, aktivitas, dan evaluasi pembelajaran. Keterlibatan ini penting karena
masyrakat adlah pemakai produk pendidikan dan dlam banyak kasus, sekaligus
sebagai penyandang dana untuk pembangunan danpengoperasian program. Pengalaman
lapangan dapat melibatkan tim guru terhadpa ras tidak senang peserta didik .
Bekerja secara tim dalam pembelajaran di mungkinkan dalam penerapan pendekatan
pembelajaran terpadu yang dpat mengurangi kesenjangan. Jadi, para guru yang
merencanakan dan mengintegrasikan pembelajaran bagi peserta didik dapat berbagi
informasi dan bertukar pengalaman. Kegiatan ini menguntungkan bagi peserta
didik, terutama bagi tumbuhnya sikap terbuka dan demokratis sebgai dampak dari
pandangan yang bervariasi terhadap kebutuhan.
2) Strategi Belajar Individual Personal
Kurikulum 2013 berbasi kompetensi dan
karakter yang mengupayakan startegi belajar individual personal. Belajar
individual personal adalah belajar berdasarkan tempo belajar peserta didik,
sednagkan belajar personal adalah adalah nteraksi edukatif berdasarkan keunikan
peserta didik, bakat, minat dan kemampuan. Kurikulum ini tidak kan berhasil
tanpa individualisasi dan personalisasi. Individualisasi dan personalisasi
dalam konteks ini tidak hanya sekedar individualisasi dalam pembelajaran untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan kognitif peserta didik, tetapi mencakup
respon-respon terhadap perasaan pribadi terhadap kebutuhan pertumbuhan
psikosional peserta didik. Dalam rangka mengembangkan strategi individual
personal,ppengembangan kuriulum perlu melibatkan berbagai ahli psikologi, baik
psikologi perkembangan, maupun psikologi belajar( psikologi pendidikan).
3) Kemudahan Belajar
Kemudahan belajar dalamkurikulum
2013berbasis kompetensi dan karakter di berikan melalui kombinasi antar
pembelajaran individual personal dengan pengalaman lapangan, dan pembelajran
secara team. Hal in terus dilakukaan melalui berbagai saluran komuikasi yang di
rancang untuk itu, seperti video, televisi, radio, bulletin, jurnal dan surat
kabar. Berbagai media komunikasi tersebut perlu diadidayakan secara
optimaluntuk memberikan kemudahan belajar kepada peserta didik dalam menguasai
dan memahami kompetensi tertentu.
Menurut konsep kurikulum berbasis
kompetensi, belajar merupakan perubahan dari tidk bisa menjadi bisa melakukan.
Tujuan sasaran dan penilaian semuanya terfokus pada kompetensi yang dimiliki
peserta didik atau pekerjaan yang mampu di lakukan setelah mengikuti kegiatan
pembelajaran.
4) Belajar Tuntas
Belajar tuntas merupakan strategi
pembelajaran ang dapat dilaksanakan di dalam kelas dan asumsi bahwa didalam
kondisi yang tepat semua peserta didik akan mampu belajar dengan baik dan
memperoleh hasil belajar secara amksimal terhadap seluruh bahan yang
dipelajari. Agar semua peserta didik memeperoleh hasil belajar secara maksimal pembelajaran harus di
laksanakan dengan sistematis. Kesistematisan akan tercermin dari strategi
pembelajaran yang di laksanakan, terutama dalam mengorganisisr tujuan dan bahan
belajar, melaksanakan bahan evaluasi dan memberikanbimbingan terhadap peserta
didik yang gagal mencapai tujuan yang telah di terapkan. Tujuan pembelajaran
harus terorganisir secara spesifik untuk memudahkan pengcekan hasil belajar,
bahan perlu di jabarkan menjadi satuan- satuan belajar tertentu dan penguasaan
bahan yang lengkap untuk semua tujuan setiap satuan belajar di tuntut dari para
peserta didik sebelum proses beljar melangkah ke tahap berikutnya. Evaluasi
dilaksanakan setelah dilaksanakan setelah peserta didik menyelesaikan suatu
kegitan belajar tertentu mmerupakan suatu dasar untuk memproleh umpan
balik(feedback). Tujuan utama evaluasi dan memperoleh informasi tentang
pencapaian tujuan dan penguasaan bahan oleh peserta didik. Hasil evaluasi
digunakan untuk menentukan dimana dan dalam hal apa para peserta didik perlu
memperoleh bimbingan dalam mencapai tujuan , sehingga seluruh peserta didik
dapat mencapai tujuan dan menguasai bahan belajar secara maksimal(belajar
tuntas).
Strategi belajar tuntas dapat di
bedakan dari pengajaran non belajar tuntas terutama dalam hal berikut :
·
Pelaksanaan
tes secara teratur untuk memperoleh balikan terhadap bahan yang di ajarkna
sebagai ala untuk mendiagnosa kemajuan.
·
Peserta
didik baru dapat melangkah pada pembelajaran berikutnya setelah ia benar-benar
menguasai pelajaran sebelumnya sesuai dengan patokan yang ditetapkan.
·
Pelayanan
bimbingan dan penyuluhanterhadap anak didik gagal mencapai taraf penguasaan
penuh, melalui pengajaran korektif, yang menurut Morrison merupakan pengajaran
kembali, pengajaran tutorial dan kontruksi kegiatan belajar pengajran kembali
kebiasaan- kebiasan belajar peserta
didik sesuai dengan waktu yang di perlukan masing-masing.
Strategi
belajar tuntas dikembangkan oleh Bloom(1975), meliputi tiga bagian, yaitu
mengidentifikasi prkondisi, mengembangkan prosedur operasional dan hasil
belajar. Selanjutnya diimplementasikan dalmpembelajaran klasikal dengan
memberikan”bumbu” untuk menyeseuaikan dengan kemampua individual, yang meliputi
:
·
Corrective technique.
Semacam pengajaran remedial, yang di lakuakan dengan memberikan pengajran
terhadap tujuan yang gagal dicapai oleh peserta didik , dengan prosedur dan
metode yang berbeda dari sebelumnya.
·
Memberikan
tambahan waktu kepada peserta didik yang memebutuhkan (belum menguasa secara
tuntas).
Disamping implementasi dan pembelajaran
klasikal, belajar tuntas banyak diimplementasikan dalam sistem pembelajaran
individual, muali dari sekolah dasar dampai perguruan tinggi. Sesuia dengan
kondisi Negara, kebutuhan masyarakat, dan berbagai perkembangna serta perubahna
yang sedang berlangsung dewasa ini, dalam pengembangan kurikulum 2013 yang
berbasis karakter dan kompetensi perlu id perhatkan dan di pertimbangkan prinsip-
prinsip sebagia berikut :
·
Pengembangan
kurikulum dilakukan mengacu pada standar nasional penididkan untuk mewujudakan
tujuan pendidikan nasional.
·
Kurikulum
dan semua jenjang dan jenis pendidikan di kembangkan dengan prinsip diverfikasi
sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.
·
Mata
pelajaran mnrupakan wahanauntuk mencapai kompetensi
·
Standar
Kompetensi Lulusan dijabarakan dari tujuan pendidikan nasional dan kebutuhn
masyarakat, Negara, serta perkembangan global
·
Standar
Isi dijabarkan dari Standar Kompetensi Lulusan
·
Standar
proses dijabarkan dari standar lulusan
·
Standar
Penilaian dijabarkan dari Standar Kompetensi Lulus, Standar Isi, dan Standar
Proses
·
Standar
Kompetensi Lulus dijabarkan ke dalam Kompetensi Inti
·
Kompetensi
Inti dijabarkan kedalam Kompetensi Dasar yang dikontektualisasikan kedalam
suatu mata pelajaran
·
Kurikulum
satuan pendidikan dibagi menjadi kurikulum tingkat nasional, daerah dan satuan
pendidikan.
Ø Tingkat nasional di kembangkan oleh
pemerintah
Ø Tingkat daerah di kembangkan oleh
pemenrintah daerah
Ø Tingkat satuan pendidikan di kembangkan
oleh satuan pendidikan
·
Proses
pembelajaran dikembangkan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotifasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memeberi
ruang yang cukup bagi praksa, krearifitas dankemandirian sesuai dengan bakat
minat dan perkembangan fisik serta psikologi peserta didik
·
Penilaian
hasil belajar berbasis proses dan produk
·
Proses
beljaar dengan pendekatan ilmiah (scientific
approach)
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal.2011. Konsep dan Model
Pengembangan Kurikulum Bandung : PT. Remaja Rosda Karya
Mulyasa,E. 2002.
Kurikulum Berbasis Kompetensi. PT. Remaja Rosda Karya
Mulyasa,E. 2013. Pengembangan dan
Implementasi Kurikulum 2013.Bandung: PT. Remaja Rosda Karya
Reksoatmodjo,Tedjo.2010. Pengembangan Kurikulum
Pendidika. Bandung: PT. Refika Aditama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar