Minggu, 04 Desember 2016

Biografi Plato

Plato (bahasa Yunani: Πλάτων) ialah seorang ahli filsafat (Filosof) dan Matematikawan Yunani. Plato lahir di Athena pada sekitar 428 SM atau 427 SM, dan meninggal di tanah kelahirannya pula Athena, pada sekitar 347 SM, saat meninggal  Plato berumur sekitar 80 tahun. Plato merupakan satu dari tiga tokoh filsafat Yunani yang paling berpengaruh di dunia hingga saat ini, yakni selain gurunya Sokrates dan muridnya Aristoteles.
Pada awalnya, Plato memiliki nama Aristokles. Sedangkan nama Plato sendiri merupakan julukan yang ia terima dari pelatih senamnya, Kata Plato sendiri dalam bahasa Yunani berarti lebarnya, dan nama Plato ia terima karena dahi dan bahuya yang amat lebar. Akhirnya nama Plato digunakannya dalam setiap karya yang ia hasilkan.
Plato adalah sosok dengan perawakan tinggi dan tegap, raut wajahnya, bentuk wajahnya, serta parasnya membentuk perawakan yang nampak bagus dan harmoni. Akhirnya dalam tubuh besar dan sehat inilah lahir pemikiran-pemikiran yang mendalam dan tajam. Yang pandangan matanya seolah-olah menggambarkan ia hendak mengisi dunia ini dengan cita-citanya.
KELUARGA DAN MASA KECIL PLATO
Plato lahir dari dalam keluarga Aristokrat yang terpandang di masa itu, yakni keluarga yang turun-temurun memegang peran politik penting dalam ranah politik Athena. Ayah plato, Ariston merupakan seorang yang dikatakan adalah keturunan raja Athena, Codrus dan raja Messenia, Melantus. Sementara itu ibu Plato bernama PerictionePerictione berasal dari keluarga terpandang dan terpelajar, kebanyakan keluarganya adalah penegak hukum dan sastrawan.
Plato memiliki 3 saudara kandung, yakni 2 orang saudara lelaki bernama Adeimantus dan Glaucon serta seorang saudari bernama Potone. Tidak ada keterangan pasti apakah saudara-saudara kandung tersebut lebih tua atau lebih muda dari Plato.
Plato dididik oleh Ayah ke-duanya Pyrilampes, Pyrilampes ialah paman Plato yang dinikahi ibu-nya setelah Ariston meninggal saat plato masih kecil. Paman yang menjadi ayah tiri Plato itu adalah seorang duta Yunani untuk Persia, dan tokoh yang disegani di Athena. Pyrilampes pernah menikah dan memiliki seorang anak lelaki yang tampan bernama Demus. Setelah menikah dengan Pyrilampes, ibunya kembali mengandung dan melahirkan seorang anak lelaki bernama Antiphon. Nama-nama saudaranya ini kelak sering kali muncul dalam buku-buku filsafat karangannya.
Menurut Informasi yang disampaikan oleh Paul Strathern dalam bukunya 90 Menit Bersama Plato, dikatakan bahwa plato jua adalah seorang pegulat yang handal. Ia sering memenangkan pertarungan gulat, meskipun tidak pernah menjadi juara dalam pertandingan Olimpus
Tidak hanya memiliki fisik yang kuat, Plato juga memiliki otak yang cerdas dan kerendahan hati yang mulia. Ia dikenal sebagai anak yang cepat tanggap, senang belajar, dan tidak sombong. Ia mampu menguasai pelajaran tata bahasa, musik, dan olahraga dengan baik semasa kecilnya. Ia juga sudah mulai menghadiri kelas filosofi sebelum ia bertemu Socrates.
Plato mempelajari sastra sejak kecil, sehingga sebelum dewasa Plato sudah pandai membuat karangan bersajak. Lalu, sebagaimana kebiasaan orang-orang dari kalangan terhormat masa itu, Plato mendapat didikan filsafat. Mula-mula pelajaran filsafat ia terima dari Kratylos, yang merupakan murid dari Heraclitus yang mengajarkan bahwa segala hal daam kehidupan ini mengalir seperti air.
Hingga akhirnya plato meninggal pada umur 80 tahun, plato tidak pernah menikah.
Pernah suatu ketika ia ditanya ,”Bagaimana caranya agar seseorang bisa hidup dengan tenang?”. Dia menjawab ,”Jika orang itu tidak melakukan kejahatan dan tidak bersedih akan sesuatu yang di alaminya ,maka dia tentu akan merasa tenang”.
GURU FILSAFAT DAN PERKEMBANGAN PEMIKIRAN FILSAFAT PLATO.
Setelah sebelumnya mempelajari filsafat dari Kratylos yang ternyata ajarannya tidak bisa diterima oleh Plato. Akhirnya sejak plato berumur 20 tahun plato mulai mengikuti pelajaran filsafat dari Sokrates, karena pelajaran ini yang akhirnya mampu memberi kepuasan baginya. Sehingga jadilah Plato salah seorang murid dari Socrates. Socrates ialah seorang Filosof Yunani yang termasyhur. Karena memiliki pemikiran yang cocok satu sama lain, hubungan Plato dan Socrates menjadi sangat dekat layaknya seorang Ayah dan Anak. Plato adalah murid yang patuh, dari berbagai kitab yang ditulis oleh plato dapat diktehaui bahwa plato sangat mengagumi gurunya ini.
Keduanya sering terlibat dalam diskusi Filsafat yang mendalam, sehingga pemikiran-pemikiran plato banyak dipengaruhi oleh pemikiran socrates, dan akhirnya banyak dari pemikiran-pemikiran socrates yang tidak pernah ia tuliskan diterbitkan oleh Plato. Saat Socrates meninggal karena hukuman meminum racun cemara, Plato masih berumur 29 tahun.
PLATO MENDIRIKAN AKADEMIA
Kematian Socrates menjadi awal bagi plato untuk mengembara. Plato mengembara selama 12 tahun lamanya dari tahun 399 SM. Mulai dari Megara (Yunani), lalu ke Kyreni (Afrika Utara), Mesir, hingga ke Sisilia. Pengembaraan yang ia lakukan adalah untuk mencari kebijaksanaan sesuai apa yang diajarkan oleh gurunya, Sokrates. Kembali dari pengembaraannya, Plato mendirikan Akademia, ialah sekolah yang dapat menjadi tempat bagi orang-orang yang hendak mempelajari ilmu seperti etika, matematika, ataupun logika. Akademia dikatakan sebagai sekolah tingkat tinggi pertama yang ada di dunia barat.
Dan di Akademia inilah Plato memperoleh murid yang akhirnya menjadi salah satu dari tiga Filosof Yunani yang paling berpengaruh, Aristotles. Pernah suatu ketika, Aristoteles bertanya kepada Plato sebagai guru, apakah manusia itu? Plato kemudian menjawab ‘manusia itu adalah binatang/ hewan yang berkaki dua’. Akhirnya keesokan harinya Aristoteles membawa seekor ayam lalu menyodorkannya; ‘inikah yang anda maksud manusia?”
Setelah kaget melihat ayam yang muridnya bawa, Plato kemudian merevisi definisinya tentang manusia. ‘manusia adalah hewan bekaki dua dan tidak berbulu’, begitu teriak Plato. Mendengar jawaban baru, Aristoteles pun tidak kehilangan akal. Keesokan harinya ia kembali ke Akademia dengan membawa seekor ayam yang bulunya sudah habis ia cabuti. Kemudian ia kembali bertanya; ‘apakah ini yang guru maksud tentang manusia?’. Cerita itu berakhir sampai di sana, tidak ada informasi lebih jauh mengenai anekdot tentang definisi manusia itu.

SUMBER

Tidak ada komentar:

Posting Komentar