Rabu, 14 Desember 2016

Filosofi Pohon Pisang


Pohon Pisang memiliki karakteristik selalu hidup merumpun dan berumpun. Ia tidak pernah tumbuh sebatang sendiri. Kenyataan ini diterjemahkan sebagai keteguhan dalam persatuan dan konsistensi dalam kebersamaan. Bersatu dalam kebersamaan bukan berarti bersikap reaktif jika menghadapi desakan kegawatan dan mengatasi suatu permasalahan, tetapi kebersamaan sepanjang masa, berkesinambungan dari generasi kegenerasi. Sebelum layu dan mati pohon pisang lebih dahulu memproses kehidupan anak turunannya, yang bermunculan di sekitarnya. Ini jauh terjadi sebelum batang induk layu dan mati. Pohon pisang yang belum berbuah akan tetap bersemi walau di pancung sekalipun.

Kenyataan ini diterjemahkan unsur tabiaat kesinambungan regenerasi. Misi generasi ini disandang dengan ketaatan yang nyaris mutlak. Tiada surut ke masa lampau sebelum berubah dan menyiapkan anak penggantinya. Pohon pisangpun mampu berintraksi secara sosial dan ekologis dengan lingkungan sekitar. Intraksi ini dibangun di atas landasan semangat timbal balik yang saling menguntungkan. Kenyataan pohon pisang tetap bermanfaat bagi manusia, makhluk lainnya dan bagi alam sekitar. daunnya bisa dipakai payung dikala hujan dan bisa juga dipakai untuk bungkus makanan.

Pohon pisang tumbuh dan hidup di atas bumi di manapun manusia bisa tinggal, menunjukkan betapa dia selalu dekat dengan mahluk yang memanfaatkannya. Tak ada bagian tubuhnya yang tak bisa dimanfaatkan manusia.

Buahnya yang manis dan menguatkan. Dari bayi yang baru lahir hingga yang menjelang ajal.
Semangat hidup yang tak kenal menyerah dan hanya akan berakhir bila berbuah. Meskipun tubuhnya ditebang ataupun dibakar. Dia akan bersemi kembali. Dan yang paling penting dan justru paling sering dilupakan adalah Pohon Pisang selalu mempersiapkan kader penerusnya, jauh hari sebelum hidup dan manfaatnya berakhir.

Jika diamati dan diambil teladan dari proses kehidupannya, maka ihktibar ini akan mampu membentuk insan pemikir, pejuang dan orang sukses.
Ada beberapa ciri orang sukses;
1.   Taat pada misi yang disandang, bertanggung jawab, dan mengamalkan tanggung jawabnya secara berjenjang. 
2.      Berkarya efektif dan efisien serta berintraksi sosial dan ekologis atas landasan semangat timbal balik yang saling menguntungkan.
3.      Teguh bersatu dalam kemesraan dan mengembangkan diri dalam regenerasi yang berkesinambungan. 

Jadi pelajaran yang dapat kita ambil dari filosofi tersebut, bahwa manusia itu tidak akan dapat hidup kekal atau selamanya di dunia, oleh karena itu senantiasa selalu berbuatlah amal kebaikan, dan sebisa mungkin berbagilah ilmu yang kita miliki untuk setiap orang, agar lebih bermanfaat. Dan janganlah cepat menyerah dengan segala ujian yang diberikan Allah SWT kepada kita, karena ujian yang datang dari Allah itu untuk mengetes seberapakah kuat iman kita, dan percayalah bahwa Allah tidak akan memberikan cobaan hambanya melebihi batas kemampuannya.


Imam Syafi’I mengatakan, “Jadilah kamu pribadi yang unik. Menangis saat engkau hadir di dunia, meski orang lain tertawa. Dan engkau tersenyum saat meninggalkan dunia, meski orang-orang menangisi kepergianmu “

Tidak ada komentar:

Posting Komentar